Konsumsi daging Malaysia ungguli RI
A
A
A
Sindonews.com - Negara tetangga Malaysia memang kerap lebih "unggul" dibandingkan Indonesia. Salah satunya dalam hal konsumsi daging per kapita yang jauh lebih tinggi.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden Indonesia Boediono membandingkan kebutuhan akan daging antara orang Indonesia dengan Malaysia.
"Konsumen Indonesia yang besar dan berkembang kelas menengah didokumentasikan dengan baik, tetapi pertimbangkan juga bahwa Indonesia sekarang hanya mengkonsumsi tujuh kilogram daging per tahun per kapita," kata Boediono saat memberikan sambutan dalam Wharton Global Alumni Forum Jakarta 2012 di Grand Hyatt Hotel Jakarta Jumat (22/6/2012).
Boediono membandingkan dengan orang-orang di negeri Jiran yang mengkonsumsi daging 47 kg per kapita. Menurut mantan Gubernur BI ini, hal itu menggambarkan potensi pertumbuhan ekonomi yang jelas karena potensi konsumsi yang masih akan terus tumbuh pesat.
"Konsumen negara itu, infrastruktur, dan sektor sumber daya akan terus tumbuh pesat dan memberikan peluang untuk investasi dan perdagangan," jelasnya.
Meski "kalah" dari sisi konsumsi daging, Boediono juga menyebut potensi besar lain yang dimiliki Indonesia, yaitu sektor pariwisata.
"Potensi Indonesia (dalam hal pariwisata) tak terbatas dan nyaris tidak tersentuh. Dengan lebih dari 13 ribu pengunjung pulau tropis, investor akan selalu menemukan sebuah karang yang masih alami atau pantai tersembunyi menunggu untuk ditemukan," tandasnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden Indonesia Boediono membandingkan kebutuhan akan daging antara orang Indonesia dengan Malaysia.
"Konsumen Indonesia yang besar dan berkembang kelas menengah didokumentasikan dengan baik, tetapi pertimbangkan juga bahwa Indonesia sekarang hanya mengkonsumsi tujuh kilogram daging per tahun per kapita," kata Boediono saat memberikan sambutan dalam Wharton Global Alumni Forum Jakarta 2012 di Grand Hyatt Hotel Jakarta Jumat (22/6/2012).
Boediono membandingkan dengan orang-orang di negeri Jiran yang mengkonsumsi daging 47 kg per kapita. Menurut mantan Gubernur BI ini, hal itu menggambarkan potensi pertumbuhan ekonomi yang jelas karena potensi konsumsi yang masih akan terus tumbuh pesat.
"Konsumen negara itu, infrastruktur, dan sektor sumber daya akan terus tumbuh pesat dan memberikan peluang untuk investasi dan perdagangan," jelasnya.
Meski "kalah" dari sisi konsumsi daging, Boediono juga menyebut potensi besar lain yang dimiliki Indonesia, yaitu sektor pariwisata.
"Potensi Indonesia (dalam hal pariwisata) tak terbatas dan nyaris tidak tersentuh. Dengan lebih dari 13 ribu pengunjung pulau tropis, investor akan selalu menemukan sebuah karang yang masih alami atau pantai tersembunyi menunggu untuk ditemukan," tandasnya.
()