Infrastruktur masih jadi kendala energi gas
A
A
A
Sindonews.com - Menurunnya produksi minyak pada lapangan eksisting menuntut adanya sumber energi alternatif. Sementara cadangan gas global yang menjanjikan, menjadikan gas alam menjadi pilihan energi utama mulai abad 21. Sayangnya infrastruktur masih menjadi salah satu kendala.
"Kebutuhan gas domestik diperkirakan tumbuh 6-8 persen per tahun hingga 2020. Pada 2008 kebutuhan gas sebesar 1.900 mmscfd, sementara pada 2020 diperkirakan naik menjadi 4.500-5.500 mmscfd," ujar Vice President Gas Business Development & Commercial Pertamina Djohardi Angga Kusumah di Ruang Media Center, Gedung Perwira 2 Kantor Pusat Pertamina Jl. Medan Merdeka Timur No.1A, Jumat (22/6/2012).
Lebih rinci, Djohardi menerangkan, pada tahun 2009 saja, pulau Jawa mengalami defisit gas hingga 0,2 juta Metrik Ton (MT), kemudian diperkirakan tahun 2025 juga mengalami defisit sebanyak 3,1 juta MT dengan produksi hanya 0,9 juta MT.
"Defisit 0,2 MT di Jawa pada 2009 dengan produksi 1 MT dan kebutuhan 1,2 MT. Lalu, pada 2025 produksi 0,9 MT dan defisit 3,1 MT," tambahnya.
Di lain pihak, sambung Djohardi, masih banyak kendala yang berakibat pada sikap para produsen gas yang lebih memilih ekspor ketimbang memenuhi kebutuhan domestik. Padahal hingga tahun 2020, kebutuhan domestik akan gas mencapai 5.500 mmscfd.
"Kurang infrastruktur, harga gas rendah di hulu, sehingga membuat perusahaan di hulu lebih memilih jual ke luar negeri," simpulnya. (bro)
()