ATM belum tergantikan

Rabu, 27 Juni 2012 - 09:27 WIB
ATM belum tergantikan
ATM belum tergantikan
A A A


Sindonews.com - Peran anjungan tunai mandiri (ATM) sebagai salah satu instrumen electronic channel (echannel) sangat signifikan dalam aktivitas transaksi perbankan. Setiap tahunnya perbankan selalu menambah ATM dalam jumlah besar.

SVP Electronic Banking Bank Mandiri Rico Usthavia Frans mengatakan, keberadaan ATM sebenarnya positif. Selain secara branding dinilai bagus, ATM menghasilkan fee based income.Menurut Rico, nasabah yang aktif menggunakan ATM biasanya lebih loyal memakai rekening sebagai rekening transaksional. Namun, perkembangan teknologi tak bisa diindahkan begitu saja.

Murahnya akses internet dan penetrasi telepon seluler, sudah dimanfaatkan perbankan dalam layanan mobile dan internet banking. Selain biaya yang murah, layanan ini lebih nyaman, tidak terbatas ruang dan waktu. Rico mengaku pertumbuhan electronic channel ke depan akan didominasi pertumbuhan yang signifikan dari mobiledan internet banking.

“Tapi, tentu saja keberadaan ATM belum tergantikan, terutama untuk tarik tunai,” ujarnya melalui pesan elektroniknya, Selasa 26 Juni 2012.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Muhamad Ali mengatakan, perkembangan internet banking dan mobile banking memberi kesempatan bank melakukan layanan maksimal dengan biaya minimal. Bank tidak perlu melakukan investasi yang membutuhkan biaya besar.

“Namun, saat ini ATM dipandang masih diperlukan. Masyarakat Indonesia masih banyak yang suka memegang uang tunai dan hal ini bisa diakomodasi oleh mesin ATM dibandingkan mereka harus bertransaksi di teller yang waktunya terbatas,” kata Ali.

Berdasarkan data yang ada tahun ini, BCA diperkirakan akan menambah 2.500–3.000 unit ATM baru, Bank Mandiri 1.504 unit ATM,BNI 2.500–2.800 unit ATM, dan BRI berencana menambah sekitar 3.500 unit ATM baru.

Bagi bank kelas menengah bawah, menambah jaringan ATM memang terbilang berat.Sebagai solusi, mereka lebih memilih tergabung dengan jaringan ATM yang ada, seperti ATM PRIMA, ATM Bersama, maupun LINK.

Electronic Transaction Channels Head BII Laksono mengatakan, dengan bergabung kepada jaringan yang ada, bank kecil bisa fokus pada hal lain di luar pengadaan ATM. Sebaliknya, BII maupun bank lain bisa memaksimalkan investasinya di ATM, karena di-share penggunaannya oleh bank-bank lain. “Ini mendorong efisiensi bagi mereka,” ujarnya.

Executive Vice President, Head of Product, Marketing, and Services Commonwealth Bank Indonesia (Cammbank) Rian E Kaslan menambahkan, ATM tentunya masih diperlukan karena ada beberapa transaksi yang tidak bisa dilakukan melalui internet atau mobile banking, seperti penarikan/setoran tunai.

Rian mengaku, jumlah ATM yang dimiliki CommBank memang relatif terbatas. Sebagai solusi, perseroan bergabung dengan jaringan ATM yang ada dan fokus kepada channel lainnya.

“Kami sangat mementingkan pengembangan internet banking dan mobile banking.Sehingga, kami mampu melayani pembelian reksa dana, penempatan deposito,transfer ke bank mana pun di luar negeri, dan lainnya,” tuturnya.

Keberadaan seluruh electronic channel ini tentu menjadi solusi untuk setiap transaksi nasabah. Namun, secanggih apa pun teknologi dan layanan perbankan, ATM sebagai kebutuhan dasar nasabah masih berperan penting. Ekspansi jaringan ATM juga bisa dianggap sebagai langkah awal penetrasi teknologi perbankan di Indonesia.

Di BRI, khusus untuk transaksi electronic banking, baik ATM ataupun mobile banking, yang dikerjakan memang masih dalam tahap edukasi nasabah. “Masih banyak nasabah di BRI yang tidak familier dalam penggunaan kartu ATM maupun sarana e-banking lain,” tuturnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2697 seconds (0.1#10.140)