Perbankan syariah Jateng lamban

Rabu, 27 Juni 2012 - 11:17 WIB
Perbankan syariah Jateng lamban
Perbankan syariah Jateng lamban
A A A
Sindonews.com – Bank Indonesia (BI) kecewa terhadap kinerja perbankan syariah di Jawa Tengah. Kinerjanya kalah pesat dibandingkan perbankan syariah Jawa Barat maupun Jawa Timur.

“Sedih saya, perkembangannya (perbankan syariah) kurang. Kalau dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur, kita ini sedikit lebih lamban,” ungkap Kepala Perwakilan BI Wilayah V Jateng dan DIY Joni Swastanto dalam seminar perbankan syariah kemarin. Semestinya pertumbuhan perbankan syariah bisa lebih baik dari pencapaian sekarang karena potensi Jateng cukup besar untuk mengembangkan bank syariah.

“Mau saya bisa lebih cepat karena potensinya besar,”kata Joni. Berdasarkan data BI, total aset perbankan syariah di Jateng hingga April 2012 mencapai Rp8,2 triliun atau tumbuh 3,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Begitu juga pembiayaannya hanya Rp6,72 triliun atau tumbuh sekitar 2,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bahkan untuk dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp5,15 triliun atau justru turun sekitar 1,02 persen.

Perbankan syariah sebenarnya lebih menguntungkan bagi nasabah. Dia mencontohkan penyaluran pembiayaan. Setiap nasabah yang mengajukan kredit pasti akan dicek secara cermat sehingga dapat diketahui secara jelas kegunaan dari kredit yang diajukan.“Syariah itu fair betul, jadi mestinya menjadi sesuatu yang menguntungkan,” tandas Joni. Kendala dari masih rendahnya pertumbuhan perbankan syariah ini lantaran banyak masyarakat yang belum mengenal produk-produk syariah.

“Makanya sosialisasi terus kami gencarkan. Ini di Kendal sudah kami lakukan dan menyusul nanti dua lagi di Purwokerto dan Klaten,” ungkapnya. Di samping itu, BI meminta Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) lebih intensif lagi memasyarakatkan produk syariah. “Strategi umumnya pencitraan terhadap perbankan syariah.

Makanya, saya juga mengajak Asbisindo lebih bisa berbicara keluar lagi soal syariah,”kata Joni. Ketua Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Kota Semarang Indro Setiaji mengatakan perkembangan perbankan syariah masih belum sesuai harapan.Ini karena masih banyak masyarakat yang belum memahami produk syariah.

Untuk itu, pihaknya akan meningkatkan edukasi perbankan syariah kepada masyarakat melalui produk tabungan maupun produk pembiayaan syariah, seperti KPR syariah yang saat ini sedang digencarkan oleh bank syariah.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.3028 seconds (0.1#10.140)