Road show IPO Bank Jatim menuai kritik
A
A
A
Sindonews.com - Upaya Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) untuk menawarkan saham ke luar negeri menuai kritik dari kalangan legislatif.
Kritikan itu menyusul rencana manajemen Bank Jatim untuk melakukan road show ke beberapa negara di kawasan Asia untuk menawarkan saham perdana atau Initial Pubblic Offering (IPO) bank pelat merah itu.
Menurut Anggota Komisi C (Bidang Keuangan) DPRD Jatim Ahmad Firdaus Febriyanto, rencana itu terlalu berlebihan dan jauh dari konsep awal IPO.
"Sebenarnya buat apa menjaring investor sampai ke luar negeri? Saya kira apa yang dilakukan tidak memiliki semangat nasionalisme. Seharusnya, diprioritaskan adalah investor dalam negeri khususnya Jawa Timur," kata Politisi dari PKNU, Rabu (26/6/2012).
Menurutnya, sikap manajeman Bank Jatim ini tidaklah membawa keuntungan bagi rakyat Jawa Timur. Contohnya, ketika kasus penawaran saham perdana Bank Jabar-Banten jangan sampai terulang. Pasalnya, mayoritas saham di Bank itu dikuasai oleh orang-orang di luar Jabar dan Banten. Padahal modal bank itu berasal dari uang rakyat Jabar dan Banten.
"Agar tak seperti yang dialami Bank Jabar-Banten, agar saham yang ditawarkan itu terlebih dahulu ditawarkan kepada masyarakat Jatim dan juga pemda dan pemkot yang ada di Provinsi Jatim," sambungnya.
Politisi asal Lamongan ini mengungkapkan, ketika ada road show di Surabaya beberapa waktu lalu, antusias masyarakat Jawa Timur sangat terlihat. Hal itu terlihat dari isian formulir pembelian.
"Jika saham yang dijual itu dengan total Rp1,9 triliun, kami kira tak perlu mendatangkan investor dari Jakarta, apalagi investor asing. Cukup tawarkan ke masyarakat Jatim dan pemda setempat, kami yakin akan ludes. Kan tahu sendiri, perputaran uang di Bank Jatim ini cukup tinggi," paparnya.
Total saham Bank Jatim rencana dilepas di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Juli 2012 sebanyak 2.983 miliar lembar saham baru seri B atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Saham Bank Jatim dilepas pada kisaran harga Rp430-Rp670 per lembar saham. Sebelum IPO, pemegang saham seri A telah menyuntikkan modal sebesar Rp700 miliar. Dengan rincian, Rp280 miliar dari Pemprov Jatim selaku pemegang saham mayoritas (65 Persen) dan sisanya dari Pemerintah Kota/Kabupaten se-Jatim (35 persen). (bro)
()