Berbisnis hanya bermodalkan media online
A
A
A
Sindonews.com - Keterbatasan modal bukan penghalang bagi Maisyaroh Tiurma Anggraini Saragih untuk menjadi seorang enterpreneur.Bagi perempuan berusia 23 tahun ini,kemajuan teknologi saat ini merupakan peluang dalam memulai bisnis.
Kebanyakan orang mungkin hanya memanfaatkan teknologi untuk sekadar mencari informasi atau sebagai jejaring sosial (pertemanan). Namun bagi perempuan yang akrab disapa Memes ini, kemajuan teknologi merupakan media bisnis yang dapat meraih keuntungan. Perempuan kelahiran Kota Pematangsiantar sejatinya tidak memiliki bakat berbisnis.
Hanya saja,Memes sangat gemar mendesain.Awalnya r anak kedua dari dua bersaudara ini bingung mengaplikasikan kegemaran mendesain ini.Entah kenapa tiba-tiba Memes kepikiran untuk mengaplikasikannya ke kaos.Maklum,kaos merupakan media yang paling aplikatif. Memes pun pelan-pelan memperkenalkan desain kaosnya kepada teman-teman kuliahnya di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sumatera Utara (USU).
Dana pada 2009 muncul ide untuk memasarkan lebih luas.Hanya saja saat itu modal usaha belum ada.Meski begitu, Memes tidak patah arang. Memes pun kepikiran untuk memanfaatkan kemajuan teknologi.Pendek cerita, desain-desain kaos yang telah dibuatnya di-sharringmelalui media onlinekepada temanteman kuliahnya. Media onlineyang digunakan antara lain jejaring sosial hingga black berry massanger.Ternyata,respon teman-temannya dari desaindesain kaos bertemakan kedokteran itu disambut positif.
Cukup banyak temantemannya yang justeru memesan dan membeli kaos. Dari situlah,semangat untuk menjajal bisnis kaos bangkit. “Ketika itu saya hanya bermodalkan sharringdesain kaos di media online.Cukup membuat akun di facebook dan konsep bisnisnya saya lakukan desain by order,”kata Memes kepada SINDO baru-baru ini.
Uuntuk mencetak kaos yang dipesan,Memes menyisihkan sedikit demi sedikit uang jajan yang diberikan orang tua.Tapi karena respon pembeli luar biasa,Memes mulai mengembangkan sayap usahanya dengan menjajal kaos konveksi dari Pulau Jawa. Hasilnya,kaos yang dipasok dari Pulau Jawa dan dicetak di Medan ini mampu menggaet hati pembeli.Secara perlahan, pemesanan bisnis kaosnya pun terus bertambah.
Memes akhirnya mencoba membuka toko Rumah Kaos di Jalan Setia Budi Medan pada 2011 lalu.Akan tetapi pemesanan kaos melalui onlineternyata lebih banyak dibanding pemesan kaos langsung dari toko. Akhirnya, toko Rumah Kaos pun hanya bertahan setahun.
Meski bisnis yang digelutinya hanya memanfaatkan waktu luang sembari kuliah, namun untung yang diperoleh sangat lumayan besar. Bahkan pemesanan kaosnya saat ini sudah antre panjang. Rata-rata yang memesan kaos berasal dari kalangan muda, anak-anak sekolah untuk acara perpisahan,dan perusahaan.
Kebanyakan orang mungkin hanya memanfaatkan teknologi untuk sekadar mencari informasi atau sebagai jejaring sosial (pertemanan). Namun bagi perempuan yang akrab disapa Memes ini, kemajuan teknologi merupakan media bisnis yang dapat meraih keuntungan. Perempuan kelahiran Kota Pematangsiantar sejatinya tidak memiliki bakat berbisnis.
Hanya saja,Memes sangat gemar mendesain.Awalnya r anak kedua dari dua bersaudara ini bingung mengaplikasikan kegemaran mendesain ini.Entah kenapa tiba-tiba Memes kepikiran untuk mengaplikasikannya ke kaos.Maklum,kaos merupakan media yang paling aplikatif. Memes pun pelan-pelan memperkenalkan desain kaosnya kepada teman-teman kuliahnya di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sumatera Utara (USU).
Dana pada 2009 muncul ide untuk memasarkan lebih luas.Hanya saja saat itu modal usaha belum ada.Meski begitu, Memes tidak patah arang. Memes pun kepikiran untuk memanfaatkan kemajuan teknologi.Pendek cerita, desain-desain kaos yang telah dibuatnya di-sharringmelalui media onlinekepada temanteman kuliahnya. Media onlineyang digunakan antara lain jejaring sosial hingga black berry massanger.Ternyata,respon teman-temannya dari desaindesain kaos bertemakan kedokteran itu disambut positif.
Cukup banyak temantemannya yang justeru memesan dan membeli kaos. Dari situlah,semangat untuk menjajal bisnis kaos bangkit. “Ketika itu saya hanya bermodalkan sharringdesain kaos di media online.Cukup membuat akun di facebook dan konsep bisnisnya saya lakukan desain by order,”kata Memes kepada SINDO baru-baru ini.
Uuntuk mencetak kaos yang dipesan,Memes menyisihkan sedikit demi sedikit uang jajan yang diberikan orang tua.Tapi karena respon pembeli luar biasa,Memes mulai mengembangkan sayap usahanya dengan menjajal kaos konveksi dari Pulau Jawa. Hasilnya,kaos yang dipasok dari Pulau Jawa dan dicetak di Medan ini mampu menggaet hati pembeli.Secara perlahan, pemesanan bisnis kaosnya pun terus bertambah.
Memes akhirnya mencoba membuka toko Rumah Kaos di Jalan Setia Budi Medan pada 2011 lalu.Akan tetapi pemesanan kaos melalui onlineternyata lebih banyak dibanding pemesan kaos langsung dari toko. Akhirnya, toko Rumah Kaos pun hanya bertahan setahun.
Meski bisnis yang digelutinya hanya memanfaatkan waktu luang sembari kuliah, namun untung yang diperoleh sangat lumayan besar. Bahkan pemesanan kaosnya saat ini sudah antre panjang. Rata-rata yang memesan kaos berasal dari kalangan muda, anak-anak sekolah untuk acara perpisahan,dan perusahaan.
()