20 SPBU berjalan dioperasikan di Sumut
A
A
A
Sindonews.com – PT Pertamina Fuel Retail Marketing Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) akan mengoperasikan 20 unit mobil solar industri nonsubsidi eceran atau mobile SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di kawasan pertambangan dan perkebunan di wilayah Sumatera Utara (Sumut).
Langkah tersebut dilakukan guna mendukung Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 Tahun 2012,yang melarang pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk kendaraan industri pertambangan dan perkebunan mulai 1 September 2012.
“Nantinya akan kami tambah secara bertahap. Ini solusi dan cara praktis untuk menambah BBM non subsidi secara bertahap. Kalau ada investor yang ingin menanamkan modal untuk armada ini dipersilahkan,” ujar Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Hanung Budya Yuktyanta, di Kantor PT Pertamina Fuel Retail Marketing Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Medan, kemarin.
Menurut dia, investor akan mendapat banyak keuntungan jika memang ingin berinvestasi pada mobile SPBU Pertamina. Dengan hanya investasi sekitar Rp150-280 juta, investor bisa mendapatkan omset yang cukup besar. Sejauh ini, minat investor memang cukup tinggi. Itu terlihat dari pengoperasian 20 SPBU berjalan, yang seluruhnya dilakukan swasta. Pertamina, kata dia, memang tidak melakukan pengelolaan sendiri dan cenderung menyerahkannya kepada swasta.
Agen Pertamina ini berupa mobil tangki berkapasitas 5.000-8.000 liter solar yang dilengkapi dengan meter arus, pompa produk, dan nozzle sehingga dapat beroperasi layaknya SPBU yang sifatnya mobile atau bergerak. Hanung menuturkan,mobil solar industri non subsidi eceran itu, disediakan agar dapat mengurangi tekanan atau penyalahgunaan SPBU yang sering terjadi di daerah perkebunan dan pertambangan.
Jumlah 20 unit armada ini,lanjutnya, diharapkan akan terus bertambah sehingga dapat benar-benar membantu dalam mengurangi penyalahgunaan BBM subsidi. Hingga akhir 2012, Pertamina memproyeksikan sekitar 200 armada sejenis bisa beroperasi di seluruh Indonesia. Jumlah ini memang belum memadai dari perkiraan rata-rata armada mobil yang dibutuhkan, yakni sekitar 400 unit.
Sementara itu General Manager PT Pertamina Fuel Retail Marketing Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Gandhi Sriwidodo mengatakan, selain mengadakan armada mobil solar industri non subsidi eceran, Pertamina juga menggenjot pengembangan SPBU yang khusus menyediakan BBM nonsubsidi di berbagai daerah.
Langkah tersebut dilakukan guna mendukung Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 Tahun 2012,yang melarang pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk kendaraan industri pertambangan dan perkebunan mulai 1 September 2012.
“Nantinya akan kami tambah secara bertahap. Ini solusi dan cara praktis untuk menambah BBM non subsidi secara bertahap. Kalau ada investor yang ingin menanamkan modal untuk armada ini dipersilahkan,” ujar Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Hanung Budya Yuktyanta, di Kantor PT Pertamina Fuel Retail Marketing Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Medan, kemarin.
Menurut dia, investor akan mendapat banyak keuntungan jika memang ingin berinvestasi pada mobile SPBU Pertamina. Dengan hanya investasi sekitar Rp150-280 juta, investor bisa mendapatkan omset yang cukup besar. Sejauh ini, minat investor memang cukup tinggi. Itu terlihat dari pengoperasian 20 SPBU berjalan, yang seluruhnya dilakukan swasta. Pertamina, kata dia, memang tidak melakukan pengelolaan sendiri dan cenderung menyerahkannya kepada swasta.
Agen Pertamina ini berupa mobil tangki berkapasitas 5.000-8.000 liter solar yang dilengkapi dengan meter arus, pompa produk, dan nozzle sehingga dapat beroperasi layaknya SPBU yang sifatnya mobile atau bergerak. Hanung menuturkan,mobil solar industri non subsidi eceran itu, disediakan agar dapat mengurangi tekanan atau penyalahgunaan SPBU yang sering terjadi di daerah perkebunan dan pertambangan.
Jumlah 20 unit armada ini,lanjutnya, diharapkan akan terus bertambah sehingga dapat benar-benar membantu dalam mengurangi penyalahgunaan BBM subsidi. Hingga akhir 2012, Pertamina memproyeksikan sekitar 200 armada sejenis bisa beroperasi di seluruh Indonesia. Jumlah ini memang belum memadai dari perkiraan rata-rata armada mobil yang dibutuhkan, yakni sekitar 400 unit.
Sementara itu General Manager PT Pertamina Fuel Retail Marketing Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Gandhi Sriwidodo mengatakan, selain mengadakan armada mobil solar industri non subsidi eceran, Pertamina juga menggenjot pengembangan SPBU yang khusus menyediakan BBM nonsubsidi di berbagai daerah.
()