Konversi LPG hemat Rp61,6 T

Senin, 09 Juli 2012 - 10:23 WIB
Konversi LPG hemat Rp61,6 T
Konversi LPG hemat Rp61,6 T
A A A
Sindonews.com - Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengungkapkan, penghematan subsidi yang diperoleh dari program konversi minyak tanah ke LPG tabung 3 kg mencapai Rp61,6 triliun.

Nilai penghematan tersebut merupakan akumulasi dari pelaksanaan program konversi periode 2007 sampai Mei 2012. Menurut dia, konsumsi LPG 3 kg terus meningkat seiring keberhasilan program konversi sejak pertama diluncurkan pada 2007. ”Kami bersyukur atas pencapaian ini dan bertekad menuntaskan program segera,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Selama periode yang sama, distribusi paket perdana mencapai 53,9 juta di 23 provinsi. Akumulasi penarikan minyak tanah bersubsidi mencapai 27,1 juta kiloliter dengan penyaluran LPG bersubsidi 9,9 juta metrik ton. Hanung juga mengatakan, kekurangan pembayaran atas pendistribusian paket perdana mencapai 10 juta paket senilai Rp2,9 triliun. ”Itu termasuk PPN (pajak pertambahan nilai) dan PPh (pajak penghasilan),” ujarnya.

Kekurangan tersebut terdiri dari 8,2 juta paket senilai Rp2,3 triliun pada 2008, 821.000 paket senilai Rp309 miliar pada 2009,880.000 paket senilai Rp276 miliar pada 2010–2011, dan 157.000 paket senilai Rp38 miliar pada 2012. Dia menambahkan, pada 2012 Pertamina menargetkan pendistribusian 2,3 juta paket perdana di lima provinsi baru yakni Sumbar,

Babel, Kalteng, Sulteng,dan Sultra dengan nilai Rp672 miliar.Rinciannya,Sumbar 971.420 paket,Babel 267.645, Kalteng 223.937, Sulteng 435.016,dan Sultra 407.138.Total penjualan LPG 3 kg periode Januari–Mei 2012 mencapai 1,55 juta ton dari kuota 3,606 juta ton. Menurut Hanung, realisasi penjualan LPG 3 kg itu mengalamikelebihan4,9% daritarget.

Sementara itu, Pertamina terus berupaya mengatasi kendala alam dan minimnya infrastruktur yang menjadi penghambat kelancaran distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Kalimantan Barat (Kalbar). Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan,kendala distribusi BBM dirasakan ketika musim kemarau tiba.

Dalam kurun waktu 3–4 bulan, yaitu Mei,Juni,Juli dan Agustus,Pertamina harus merogoh biaya distribusi tambahan sekitar Rp2–3 miliar per bulan untuk memastikan BBM dapat diterima masyarakat. Menurut Hanung, untuk menjaga pasokan BBM, akhirnya Pertamina mengalihkan distribusi BBM dengan memompa BBM dari kapal SPOB ke truk tangki di daerah Sanggau yang berjarak 97 km dari Sintang dan membawa pasokan BBM melalui jalan darat.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3418 seconds (0.1#10.140)