Wall Street Loyo Usai Suku Bunga The Fed Ditahan Imbas Inflasi AS Masih Tinggi

Kamis, 02 Mei 2024 - 08:01 WIB
loading...
Wall Street Loyo Usai...
Wall Street atau bursa saham Amerika berakhir melemah pada akhir perdagangan, Rabu (1/5/2024) waktu setempat. Selain itu dolar Amerika Serikat (USD) terpantau juga tertekan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Wall Street atau bursa saham Amerika berakhir melemah pada akhir perdagangan, Rabu (1/5/2024) waktu setempat. Selain itu dolar Amerika Serikat (USD) terpantau jugatertekan terhadap sejumlah mata uang lainnya setelah Federal Reserve alias the Fed mempertahankan suku bunganya tidak berubah.



Mengutip Reuters, S&P 500 ditutup sedikit lebih rendah dalam perdagangan yang berombak setelah pengumuman kebijakan The Fed, setelah masing-masing dari tiga indeks utama ditutup pada bulan April dengan penurunan bulanan pertama sejak Oktober.

Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 87,37 poin atau 0,23% menjadi 37.903,29. Sedangkan indeks S&P 500 (.SPX) kehilangan 17,30 poin yang setara 0,34% ke posisi 5.018,39 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 52,34 poin atau 0,33% menjadi 15.605,48.



Selain menahan suku bunga, bank sentral AS memberi tanda bahaya pada angka inflasi yang mengecewakan baru-baru ini dan menyarankan kemungkinan terhentinya pergerakan menuju keseimbangan perekonomian.

The Fed juga mengumumkan rencana untuk memperlambat laju penarikan neraca keuangannya, setelah menghabiskan sebagian besar waktu di awal tahun untuk memperingatkan perubahan tersebut.

“Seperti yang diharapkan, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utama, suku bunga dana federal, tidak berubah,” kata Matthais Scheiber, kepala manajemen portofolio global untuk tim sistematik di Allspring Global Investments di London.

"Kami percaya The Fed tidak akan menurunkan suku bunga sampai mereka melihat adanya pelemahan pada harga dan data pasar tenaga kerja - mungkin sebelum musim gugur."

Sebelumnya, data dari laporan Ketenagakerjaan ADP menunjukkan gaji swasta AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan April sementara data untuk bulan sebelumnya direvisi lebih tinggi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1886 seconds (0.1#10.140)