Pinjaman siaga capai USD5 M

Kamis, 12 Juli 2012 - 09:58 WIB
Pinjaman siaga capai USD5 M
Pinjaman siaga capai USD5 M
A A A
Sindonews.com - Jumlah pinjaman siaga (contingency loan) yang diperoleh Indonesia tahun ini mencapai USD5 miliar (sekitar Rp46,5 triliun), lebih rendah USD500 juta dari yang ditargetkan semula (USD5,5 miliar).

Pinjaman itu diperoleh dari Bank Dunia sebesar USD2 miliar, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) USD1,5 miliar, Pemerintah Australia USD1 miliar, serta ADB sebesar USD500 juta. Peran ADB dalam memberikan pinjaman siaga tahun ini terbilang menurun dibandingkan 2008 lalu, di mana lembaga finansial itu memberikan pinjaman hingga USD1 miliar.

Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo menerangkan, meskipun Indonesia telah memperoleh pinjaman siaga sebesar USD5 miliar, dana tersebut bersifat standby loan atau hanya diutamakan sebagai cadangan. Dana tersebut hanya akan dipakai untuk kepentingan mendesak.
Sebagai informasi, saat krisis keuangan melanda Amerika Serikat (AS) pada 2008, Indonesia mendapatkan pinjaman siaga sebesar USD5,5 miliar yang diperoleh dari Bank Dunia,ADB, pemerintah Australia, serta JBIC.

Namun, pinjaman tersebut akhirnya tidak terpakai. “Contingency loanitu bukan yang akan ditarik jadi tidak menambah utang tapi justru menunjukkan Indonesia bisa mengelola fiskalnya dengan hati-hati. Ini sesuatu yang sifatnya stanby loan,” paparnya di Jakarta kemarin.
Mantan Dirut Bank Mandiri itu menegaskan, kendati bersifat cadangan, pinjaman siaga tetap diperlukan. Pasalnya, Indonesia membutuhkan cadangan, terutama untuk mengantisipasi defisit anggaran yang diperkirakan mencapai 2,3–2,4% atau lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 sebesar 2,23%.

“Kita punya prognosis defisit akan di 2,3%–2,4%,tetapi kalau seandainya kita lakukan extra effort kita bisa jaga di 2,3%.Jadi tidak membuat suatu yang lemah,kita tetap kuat,” ujarnya.

Sebelumnya, Menkeu menuturkan bahwa pinjaman siaga akan dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan. Selain sebagai dana cadangan atau jaga-jaga, pinjaman siaga akan dimanfaatkan sebagai pembiayaan APBN serta jaminan untuk meyakinkan pasar bila Indonesia kesulitan menerbitkan surat utang.

Sebagai catatan, dalam APBN 2012 pemerintah hanya menyediakan dana kontingensi sebesar Rp4 triliun yang dikhususkan untuk pangan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto sebelumnya mengatakan, komitmen pinjaman siaga sudah harus ditandatangani pertengahan Juli tahun ini.

Dengan demikian, Indonesia diharapkan sudah mendapatkan kepastian dari lembaga multilateral/negara mana saja yang akan memberikan pinjaman siaga sebelum pertengahan Juli.

“Juli akan dilakukan penandatanganan dengan semua (lembaga donor). USD5,5 miliar itu komitmennya di bulan Juli, jadi by mid of July sudah ada official commitmen,” ucap Rahmat beberapa waktu lalu.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9109 seconds (0.1#10.140)