Puluhan hektar jagung terancam gagal panen

Rabu, 29 Agustus 2012 - 08:30 WIB
Puluhan hektar jagung terancam gagal panen
Puluhan hektar jagung terancam gagal panen
A A A
Sindonews.com - Puluhan hektar lahan tanaman jagung di Desa Bonto Karaeng, Kecamatan Sinoa terancam gagal panen. Menurut salah seorang petani asal Sinoa Bahar, tanaman jagung yang sudah berbuah mengalami kekeringan, sementara buahnya masih terlalu muda. Sehingga diperkirakan, tanaman jagung tidak bisa hidup lama hingga usia panen.

Para petani menduga jika kondisi tanaman jagung itu disebabkan karena serangan hama. Namun, pihaknya tidak bisa memastikan hama apa yang menyerang tanaman itu. “Kondisi itu hampir terjadi di semua hamparan tanaman jagung miliki petani di Kecamatan Sinoa,” jelas Bahar, di Bantaeng Selasa 28 Agustus 2012.

Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Bantaeng Muchlis TR, mengaku belum bisa memastikan kondisi tanaman Jagung tersebut. Dia menduga, tanaman jagung itu itu mengalami kekeringan. Pasalnya, beberapa petani di wilayah itu terlambat menanam saat musim tanam lalu.

“Untuk memastikan apakah Jagung-jagung itu terserang hama atau tidak, harus kami lakukan pengecekan terlebih dulu,” ungkap Muchlis, kemarin.

Pihaknya memperkirakan, Bantaeng akan mengalami musim kemarau, namun hal itu kemungkinan tidak berlangsung lama. Hanya saja, pihaknya menghimbau agar para petani, bisa pintar-pintar memilih tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air. Salah satunya adalah tanaman palawija.

Dia mencontohkan, tanaman Palawija yang tidak terlalu banyak tergantung pada air yakni Kedelai dan Kacang Hijau. Namun, yang paling baik, kata dia, adalah tanaman kedelai karena tidak menggunakan banyak air dan harga jualnya cukup mahal.Untuk mengatahui, tanaman yang bagus usaat musim kemarau, dia meminta kepada petani, agar bisa menanyakan kepada penyuluh pertanian.

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa kemungkinan besar, dampak kemarau juga terjadi pada lahan yang akan terkena dampaknya adalah areal persawahan tadah hujan yang kebanyakan berada di Kecamatan Pa'jukukang.

Pihaknya memperkirakan, musim kemarau akan terjadi pada akhir bulan ini, hingga bulan kedepan. “Kita masih mengumpulkan datanya, berapa lahan sawah tadah hujan yang bisa terkena dampak kekeringan itu,” jelas dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6092 seconds (0.1#10.140)