2013, saham MNCN prospektif
A
A
A
Sindonews.com - Saham emiten sektor media di bawah bendera MNC Group, yakni PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) pada tahun ini diprediksi masih akan positif dan prospektif. Hal ini sejalan dengan positifnya kinerja emiten tersebut yang telah dibuktikan pada tahun lalu.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, industri media pada tahun ini masih bagus. Hal ini akan mempengaruhi kinerja emiten, yang bergerak d industri tersebut. Faktor penopang positifnya industri media pada 2013 berasal dari pendapatan iklan. Hal ini, menurut dia, yang akan memberi kontribusi signifikan terhadap emiten media.
"Pendapatan dari iklan ini menunjukkan ekonomi tumbuh pada tahun ini dan akan memberi kontribusi terhadap pendapatan media. Hal ini juga yang terjadi terhadap MNCN," kata dia kepada Sindonews, Senin (1/1/2013).
Lebih lanjut Satrio menjelaskan, tingkat kepercayaan investor terhadap saham emiten media milik MNC Group akan menyebabkan investor mengoleksi saham emiten tersebut, sehingga berpotensi mendongkrak harga sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Dia memprediksi, harga saham MNCN berpotensi bertumbuh sepanjang 2013.
Sepanjang tahun lalu, harga saham MNCN berhasil meningkat 90,84 persen. Pada awal perdagangan 2012, harga saham MNCN dibuka pada harga Rp1.310 dan pada penutupan perdagangan akhir tahun lalu pada Jumat (28/12/2012), harga sahamnya melonjak menjadi Rp2.500 per lembar saham.
Kendati demikian, Satrio mengakui, persaingan industri media pada tahun ini akan semakin tinggi. Jika MNCN bisa mempertahankan kepercayan pelaku pasar terhadap sahammnya, maka diprediksi pada 2013, saham media MNC Group tersebut makin kinclong. "Jika MNCN bisa bergerak sesuai dengan pergerakan pasar akan bagus, tapi kalau tidak akan sebaliknya. Kita harap sahamnya sesuai dengan pergerakan pasar," ujarnya.
Pendapatan emiten media masih akan banyak dikontribusi dari iklan. Apalagi menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014, belanja iklan diprediksi akan naik signifikan. Kondisi ini akan memberi imbas positif terhadap industri media di Tanah Air, termasuk MNCN. Namun menurut dia, persaingan industri media ke depannya akan lebih ketat. Hal ini akan menjadi salah satu upaya yang harus disikapi oleh perusahaan media di Indonesia untuk meningkatkan performanya.
Sementara itu, MNCN pada kuartal III/2012 mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 14,1 persen menjadi Rp4,46 triliun dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp3,9 triliun. Naiknya pendapatan perseroan menyebabkan laba bersih yang dibukukan meningkat 41,38 persen menjadi Rp1,28 triliun dari posisi kuartal III tahun lalu senilai Rp902,56 miliar.
Sepanjang sembilan bulan tahun lalu, pendapatan perseroan ditopang dari pendapatan iklan sebesar Rp3,94 triliun. Angka tersebut naik dibandingkan periode yang sama 2011 sebesar Rp3,24 triliun. Per September 2012, MNCN masih memimpin di industri televisi FTA dengan rata-rata pangsa pemirsa sebesar 40,5 persen. Adapun, RCTI menjadi televisi nomor satu dengan audience share rata-rata 19,6 persen dan MNC TV 15,5 persen.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, industri media pada tahun ini masih bagus. Hal ini akan mempengaruhi kinerja emiten, yang bergerak d industri tersebut. Faktor penopang positifnya industri media pada 2013 berasal dari pendapatan iklan. Hal ini, menurut dia, yang akan memberi kontribusi signifikan terhadap emiten media.
"Pendapatan dari iklan ini menunjukkan ekonomi tumbuh pada tahun ini dan akan memberi kontribusi terhadap pendapatan media. Hal ini juga yang terjadi terhadap MNCN," kata dia kepada Sindonews, Senin (1/1/2013).
Lebih lanjut Satrio menjelaskan, tingkat kepercayaan investor terhadap saham emiten media milik MNC Group akan menyebabkan investor mengoleksi saham emiten tersebut, sehingga berpotensi mendongkrak harga sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Dia memprediksi, harga saham MNCN berpotensi bertumbuh sepanjang 2013.
Sepanjang tahun lalu, harga saham MNCN berhasil meningkat 90,84 persen. Pada awal perdagangan 2012, harga saham MNCN dibuka pada harga Rp1.310 dan pada penutupan perdagangan akhir tahun lalu pada Jumat (28/12/2012), harga sahamnya melonjak menjadi Rp2.500 per lembar saham.
Kendati demikian, Satrio mengakui, persaingan industri media pada tahun ini akan semakin tinggi. Jika MNCN bisa mempertahankan kepercayan pelaku pasar terhadap sahammnya, maka diprediksi pada 2013, saham media MNC Group tersebut makin kinclong. "Jika MNCN bisa bergerak sesuai dengan pergerakan pasar akan bagus, tapi kalau tidak akan sebaliknya. Kita harap sahamnya sesuai dengan pergerakan pasar," ujarnya.
Pendapatan emiten media masih akan banyak dikontribusi dari iklan. Apalagi menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014, belanja iklan diprediksi akan naik signifikan. Kondisi ini akan memberi imbas positif terhadap industri media di Tanah Air, termasuk MNCN. Namun menurut dia, persaingan industri media ke depannya akan lebih ketat. Hal ini akan menjadi salah satu upaya yang harus disikapi oleh perusahaan media di Indonesia untuk meningkatkan performanya.
Sementara itu, MNCN pada kuartal III/2012 mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 14,1 persen menjadi Rp4,46 triliun dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp3,9 triliun. Naiknya pendapatan perseroan menyebabkan laba bersih yang dibukukan meningkat 41,38 persen menjadi Rp1,28 triliun dari posisi kuartal III tahun lalu senilai Rp902,56 miliar.
Sepanjang sembilan bulan tahun lalu, pendapatan perseroan ditopang dari pendapatan iklan sebesar Rp3,94 triliun. Angka tersebut naik dibandingkan periode yang sama 2011 sebesar Rp3,24 triliun. Per September 2012, MNCN masih memimpin di industri televisi FTA dengan rata-rata pangsa pemirsa sebesar 40,5 persen. Adapun, RCTI menjadi televisi nomor satu dengan audience share rata-rata 19,6 persen dan MNC TV 15,5 persen.
(rna)