2012, Indonesia alami inflasi 4,3%
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, tingkat inflasi Indonesia tahun 2012 ini sebesar 4,3 persen. Sedangkan pada Desember 2012, tercatat terjadi inflasi sebesar 0,54 persen.
"Tingkat inflasi kalender 2012 dan tingkat inflasi year on year (Desember 2012 terhadap Desember 2011) sebesar 4,3 persen," jelas Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Namun, secara year on year (yoy) inflasi inti berada di 4,4 persen, jauh lebih tinggi ketimbang inflasi tahunan. Inflasi komponen inti pada Desember tercatat sebesar 0,28 persen, dan secara kumulatif selama periode Januari-Desember 2012 sebesar 4,40 persen.
"Dibandingkan dua tahun inflasi inti terakhir menggalami penurunan. Pada Desember 2010 inflasi inti 0,57 persen dan Desember 2011 0,92 persen," jelasnya.
Suryamin mengatakan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok makanan jadi dan rokok 6,11 persen dan kelompok bahan bakanan 5,68 persen.
Sepanjang 2012, tambah Suryamin, beberapa komoditas yang dominan menyumbang inflasi antara lain beras sebesar 0,3 persen, ikan segar 0,22 persen, emas perhiasan 0,20 persen, rokok keretek filter 0,19 persen, tarif angkutan udara 0,19 persen, daging sapi 0,17 persen, dan gula pasir 0,15 persen.
"Bahan makanan dan makanan jadi secara yoy 5,68 persen dan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 6,11 persen. Kita perhatikan tahun ke tahun tidak terjadi penurunan," pungkasnya.
"Tingkat inflasi kalender 2012 dan tingkat inflasi year on year (Desember 2012 terhadap Desember 2011) sebesar 4,3 persen," jelas Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Namun, secara year on year (yoy) inflasi inti berada di 4,4 persen, jauh lebih tinggi ketimbang inflasi tahunan. Inflasi komponen inti pada Desember tercatat sebesar 0,28 persen, dan secara kumulatif selama periode Januari-Desember 2012 sebesar 4,40 persen.
"Dibandingkan dua tahun inflasi inti terakhir menggalami penurunan. Pada Desember 2010 inflasi inti 0,57 persen dan Desember 2011 0,92 persen," jelasnya.
Suryamin mengatakan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok makanan jadi dan rokok 6,11 persen dan kelompok bahan bakanan 5,68 persen.
Sepanjang 2012, tambah Suryamin, beberapa komoditas yang dominan menyumbang inflasi antara lain beras sebesar 0,3 persen, ikan segar 0,22 persen, emas perhiasan 0,20 persen, rokok keretek filter 0,19 persen, tarif angkutan udara 0,19 persen, daging sapi 0,17 persen, dan gula pasir 0,15 persen.
"Bahan makanan dan makanan jadi secara yoy 5,68 persen dan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 6,11 persen. Kita perhatikan tahun ke tahun tidak terjadi penurunan," pungkasnya.
(gpr)