IHSG diprediksi lanjutkan penguatan
A
A
A
Sindonews.com - Ibarat pesawat luar angkasa, indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil melakukan lepas landas dengan baik. Pada hari keduanya di tahun ini pun IHSG diproyeksi mampu melanjutkan penguatannya.
"Pada perdagangan hari ini, diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.312-4.323 dan resistance 4.358-4.367," terang Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Kamis (3/1/2012).
Berpola Shooting star dan mendekati upper bollinger bands (UBB). MACD bergerak naik setelah terbentuk golden cross dengan histogram positif yang mulai memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic masih bergerak naik menuju area overbought.
Meski positif di awal perdagangan perdana 2013, tambah Reza, namun tidak sepenuhnya didukung oleh volume sehingga rentan dimanfaatkan untuk profit taking jika terdapat sentimen negatif.
"Akan tetapi, dengan masih rebound-nya harga komoditas dan masih adanya ekspektasi positif January effect, maka IHSG diharapkan masih dapat bertahan di zona hijau," imbuhnya.
Sebelumnya, IHSG mengawali perdagangan perdananya di awal tahun ini dengan kondisi yang baik dengan mencatatkan pergerakan yang positif.
Meski terdapat peluang profit taking, namun karena masih ada sentimen positif terutama dari pergerakan mayoritas bursa saham Asia yang bergerak di zona hijau, maka IHSG mampu berada di zona hijau.
Apalagi dengan pembukaan perdagangan oleh Wakil Presiden Boediono, dan adanya rilis inflasi yang dinilai masih relatif aman turut menopang laju IHSG. Meski kenaikan IHSG belum setinggi kenaikan mayoritas bursa saham utama di Asia, namun setidaknya IHSG telah mengawali tahun ini dengan cukup baik.
Pergerakan nilai tukar rupiah melemah setelah pelaku pasar melihat masih adanya ganjalan dalam persoalan fiscal cliff (FC). Sebelumnya, para pengambil kebijakan AS menyepakati pajak naik tapi hanya untuk masyarakat golongan berpendapatan USD400 ribu ke atas dan kenaikan ini bersifat permanen, namun ternyata masih ada kekhwatiran seiring Parlemen AS yang belum menyetujui kenaikan batas atas penerbitan utang AS (debt ceiling), sehingga nantinya akan berpengaruh pada rencana penerbitan obligasi pemerintah AS.
Selain itu, rilis negatif dari neraca perdagangan Indonesia sempat menghadang laju rupiah yang sempat terimbas positif dari rilis kenaikan data-data manufaktur di China dan Korea Selatan.
Bursa saham Asia bergerak naik di awal tahun setelah merespon positif tercapainya kesepakatan FC. Meski kesepakatan tersebut tidak diketahui secara detil, namun dengan menghijaunya bursa saham AS memberikan gambaran positif bahwa FC dapat dihindarkan.
"Dari data-data manufaktrur yang dirilis (dari China, India, dan KorSel) juga turut mendukung positifnya bursa saham Asia," tuturnya
"Pada perdagangan hari ini, diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.312-4.323 dan resistance 4.358-4.367," terang Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Kamis (3/1/2012).
Berpola Shooting star dan mendekati upper bollinger bands (UBB). MACD bergerak naik setelah terbentuk golden cross dengan histogram positif yang mulai memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic masih bergerak naik menuju area overbought.
Meski positif di awal perdagangan perdana 2013, tambah Reza, namun tidak sepenuhnya didukung oleh volume sehingga rentan dimanfaatkan untuk profit taking jika terdapat sentimen negatif.
"Akan tetapi, dengan masih rebound-nya harga komoditas dan masih adanya ekspektasi positif January effect, maka IHSG diharapkan masih dapat bertahan di zona hijau," imbuhnya.
Sebelumnya, IHSG mengawali perdagangan perdananya di awal tahun ini dengan kondisi yang baik dengan mencatatkan pergerakan yang positif.
Meski terdapat peluang profit taking, namun karena masih ada sentimen positif terutama dari pergerakan mayoritas bursa saham Asia yang bergerak di zona hijau, maka IHSG mampu berada di zona hijau.
Apalagi dengan pembukaan perdagangan oleh Wakil Presiden Boediono, dan adanya rilis inflasi yang dinilai masih relatif aman turut menopang laju IHSG. Meski kenaikan IHSG belum setinggi kenaikan mayoritas bursa saham utama di Asia, namun setidaknya IHSG telah mengawali tahun ini dengan cukup baik.
Pergerakan nilai tukar rupiah melemah setelah pelaku pasar melihat masih adanya ganjalan dalam persoalan fiscal cliff (FC). Sebelumnya, para pengambil kebijakan AS menyepakati pajak naik tapi hanya untuk masyarakat golongan berpendapatan USD400 ribu ke atas dan kenaikan ini bersifat permanen, namun ternyata masih ada kekhwatiran seiring Parlemen AS yang belum menyetujui kenaikan batas atas penerbitan utang AS (debt ceiling), sehingga nantinya akan berpengaruh pada rencana penerbitan obligasi pemerintah AS.
Selain itu, rilis negatif dari neraca perdagangan Indonesia sempat menghadang laju rupiah yang sempat terimbas positif dari rilis kenaikan data-data manufaktur di China dan Korea Selatan.
Bursa saham Asia bergerak naik di awal tahun setelah merespon positif tercapainya kesepakatan FC. Meski kesepakatan tersebut tidak diketahui secara detil, namun dengan menghijaunya bursa saham AS memberikan gambaran positif bahwa FC dapat dihindarkan.
"Dari data-data manufaktrur yang dirilis (dari China, India, dan KorSel) juga turut mendukung positifnya bursa saham Asia," tuturnya
(rna)