BI rate kembali ditahan di level 5,75%
A
A
A
Sindonews.com - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) hari ini kembali memutuskan untuk menahan BI rate pada level yang sama dengan bulan sebelumnya, yakni 5,75 persen. Penahanan level BI rate tersebut mempertimbangkan faktor ekonomi di dalam negeri.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 10 Januari 2013, memutuskan untuk mempertahankan BI rate 5,75 persen," kata Gubernur BI, Darmin Nasution di Gedung BI, Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Darmin menjelaskan, keputusan itu diambil setelah Dewan Gubernur mempertimbangkan berbagai aspek makro ekonomi dan fundamental perekonomian Indonesia sepanjang tahun lalu, tahun ini dan tahun depan. Selain itu, juga didasarkan pada perkiraan tingkat inflasi yang akan tetap berada pada level 4,5 plus minus 1 persen.
"Perekonomian di tahun 2013 dan 2014 diprediksi akan terus membaik. Inflasi akan berada pada 4,5 plus minus 1 persen, masih sama dengan tahun sebelumnya," ujar Darmin.
Darmin menuturkan, kondisi ekonomi dalam negeri yang positif tersebut didukung stabilitas makro dan kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi domestik yang semakin tinggi, sehingga dapat mengantisipasi dampak buruk dari perlambatan ekspor.
"Tahun depan kan mulai aktivitas Pemilu (Pemilihan Umum), kita proyeksi kebutuhan konsumsi di dalam negeri juga akan ikut meningkat," katanya.
Mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini, sebelumnya diperkirakan berpotensi tumbuh pada kisaran 6,3-6,7 persen.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 10 Januari 2013, memutuskan untuk mempertahankan BI rate 5,75 persen," kata Gubernur BI, Darmin Nasution di Gedung BI, Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Darmin menjelaskan, keputusan itu diambil setelah Dewan Gubernur mempertimbangkan berbagai aspek makro ekonomi dan fundamental perekonomian Indonesia sepanjang tahun lalu, tahun ini dan tahun depan. Selain itu, juga didasarkan pada perkiraan tingkat inflasi yang akan tetap berada pada level 4,5 plus minus 1 persen.
"Perekonomian di tahun 2013 dan 2014 diprediksi akan terus membaik. Inflasi akan berada pada 4,5 plus minus 1 persen, masih sama dengan tahun sebelumnya," ujar Darmin.
Darmin menuturkan, kondisi ekonomi dalam negeri yang positif tersebut didukung stabilitas makro dan kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi domestik yang semakin tinggi, sehingga dapat mengantisipasi dampak buruk dari perlambatan ekspor.
"Tahun depan kan mulai aktivitas Pemilu (Pemilihan Umum), kita proyeksi kebutuhan konsumsi di dalam negeri juga akan ikut meningkat," katanya.
Mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini, sebelumnya diperkirakan berpotensi tumbuh pada kisaran 6,3-6,7 persen.
(rna)