BI klaim stabilitas keuangan dan perbankan membaik
A
A
A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) mengklaim stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan tetap terjaga dengan baik.
"Kinerja industri perbankan yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang mencapai 17,4 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution di Gedung BI, Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Selain itu, lanjut Darmin, rendahnya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross sekitar 2 persen pada November 2012, juga turut mengindikasikan kinerja stabilitas keuangan yang baik.
Di sisi lain, pertumbuhan kredit hingga akhir November 2012 mencapai 22,3 persen (YoY), dan diperkirakan mencapai 23 persen pada akhir 2012.
"Sejalan dengan meningkatnya investasi, kredit investasi juga tumbuh cukup tinggi sebesar 29,8 persen (YoY) dan kredit modal kerja tumbuh 26,1 persen (YoY), sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian nasional," jelas Darmin.
Dia juga mencatat kredit konsumsi tumbuh cukup signifikan mencapai 12,1 persen (YoY), antar lain terkait dengan penerapan kebijakan pengaturan besaran rasio LTV (loan to value) dan minimum uang muka untuk menjaga pertumbuhan kredit yang sehat di sektor konsumtif.
"Sejalan dengan prospek perekonomian mendatang, stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga dengan fungsi intermediasi perbankan yang akan meningkat," ujar Darmin.
"Kinerja industri perbankan yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang mencapai 17,4 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution di Gedung BI, Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Selain itu, lanjut Darmin, rendahnya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross sekitar 2 persen pada November 2012, juga turut mengindikasikan kinerja stabilitas keuangan yang baik.
Di sisi lain, pertumbuhan kredit hingga akhir November 2012 mencapai 22,3 persen (YoY), dan diperkirakan mencapai 23 persen pada akhir 2012.
"Sejalan dengan meningkatnya investasi, kredit investasi juga tumbuh cukup tinggi sebesar 29,8 persen (YoY) dan kredit modal kerja tumbuh 26,1 persen (YoY), sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian nasional," jelas Darmin.
Dia juga mencatat kredit konsumsi tumbuh cukup signifikan mencapai 12,1 persen (YoY), antar lain terkait dengan penerapan kebijakan pengaturan besaran rasio LTV (loan to value) dan minimum uang muka untuk menjaga pertumbuhan kredit yang sehat di sektor konsumtif.
"Sejalan dengan prospek perekonomian mendatang, stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga dengan fungsi intermediasi perbankan yang akan meningkat," ujar Darmin.
(dmd)