BI siap sediakan kebutuhan dolar Pertamina
A
A
A
Sindonews.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan telah menginstruksikan agar Pertamina dan PLN tidak melakukan pembelian dolar di pasar uang untuk kebutuhan dolar mereka. Hal itu sesuai kesepakatan yang diambil Menteri BUMN dengan Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution dalam rangka penguatan kurs rupiah.
Dahlan mengatakan, selama ini Pertamina mempercayakan pengadaan dolarnya kepada tiga bank BUMN (Mandiri, BRI, BNI), tapi bank-bank tersebut lantas mencari dolar di pasar uang. Ini menimbulkan kesan bahwa pertamina selalu mencari dolar sendiri di pasar uang.
Untuk selanjutnya, sesuai dengan kesepakatan menteri BUMN dan Gubernur BI ini, tiga bank tersebut tidak akan mencari dolar untuk Pertamina di pasar uang. "BI yang menyediakan dolar untuk tiga bank tersebut bagi keperluan Pertamina," ujar Dahlan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (16/1/2013).
Dahlan mengungkapkan, Pertamina memang memerlukan dolar sangat besar, mencapai sepertiga kebutuhan dolar nasional. Hal itu terutama untuk mendukung impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang pemakaiannya terus meningkat.
"Pengendalian pemakaian BBM akan mengurangi tekanan kebutuhan dolar Pertamina. Besarnya pemakaian BBM di samping membengkakkan subsidi dari APBN juga memberi tekanan pada rupiah," ujarnya.
Dilaksanakannya kesepakatan baru antara Menteri BUMN dengan Gubernur BI tersebut, diharapkan pasar dolar bisa lebih tenang. "Pertaminta tinggal mengajukan berapa dolar yang diperlukan melalui tiga bank tersebut, BI yang menyediakan," kata Dahlan.
Dahlan mengatakan, selama ini Pertamina mempercayakan pengadaan dolarnya kepada tiga bank BUMN (Mandiri, BRI, BNI), tapi bank-bank tersebut lantas mencari dolar di pasar uang. Ini menimbulkan kesan bahwa pertamina selalu mencari dolar sendiri di pasar uang.
Untuk selanjutnya, sesuai dengan kesepakatan menteri BUMN dan Gubernur BI ini, tiga bank tersebut tidak akan mencari dolar untuk Pertamina di pasar uang. "BI yang menyediakan dolar untuk tiga bank tersebut bagi keperluan Pertamina," ujar Dahlan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (16/1/2013).
Dahlan mengungkapkan, Pertamina memang memerlukan dolar sangat besar, mencapai sepertiga kebutuhan dolar nasional. Hal itu terutama untuk mendukung impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang pemakaiannya terus meningkat.
"Pengendalian pemakaian BBM akan mengurangi tekanan kebutuhan dolar Pertamina. Besarnya pemakaian BBM di samping membengkakkan subsidi dari APBN juga memberi tekanan pada rupiah," ujarnya.
Dilaksanakannya kesepakatan baru antara Menteri BUMN dengan Gubernur BI tersebut, diharapkan pasar dolar bisa lebih tenang. "Pertaminta tinggal mengajukan berapa dolar yang diperlukan melalui tiga bank tersebut, BI yang menyediakan," kata Dahlan.
(gpr)