Aksi profit taking bayangi IHSG

Senin, 21 Januari 2013 - 08:01 WIB
Aksi profit taking bayangi...
Aksi profit taking bayangi IHSG
A A A
Sindonews.com - Menyusul penguatan yang terjadi pada perdagangan akhir pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi kembali mampu menunjukkan keperkasaannya pada perdagangan awal pekan ini.

"Diharapkan sentimen positif masih ada dan tidak dimanfaatkan untuk profit taking masif, sehingga mampu mempertahankan IHSG di zona hijau," terang Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Senin (21/1/2013).

Dirinya memproyeksikan, pada perdagangan Senin (21/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.385-4.415 dan resistance 4.475-4.485.

Berpola white marubozu melewati upper bollinger bands (UBB). MACD bergerak naik dengan histogram positif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic gagal downreversal dari area overbought.

Namun demikian, menurut Reza, pelaku pasar masih harus berhati-hati apabila senirmen negatif merbak dengan tiba-tiba. Apa lagi, pasca menembus rekor tertingginya, IHSG sangat rawan mengalami profit taking.

"Adanya peluang pelemahan terpatahkan dengan kenaikan namun, kenaikan yang dinilai signifikan akan rentan dengan pelemahan bila tidak disertai dengan sentimen positif," tegasnya.

Pada perdagangan hari Jumat lalu, IHSG mampu berbalik ke zona hijau di tengah banjir yang masih melanda Jakarta. "Kenaikan di akhir pekan ialah imbas dari menguatnya mayoritas bursa saham Asia setelah rilis positif data-data dari China serta kabar disetujuinya bailout Spanyol dan Portugal," kata Reza.

Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.465,48 (level tertingginya) di akhir sesi 2 dan menyentuh level 4.390,02 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.465,48.

Volume perdagangan dan nilai total transaksi tercatat turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan nilai transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir positif setelah merespon rilis data-data dari China, berupa data GDP dan industrial production serta retail sales. Di sisi lain, laju Rupiah sempat melemah setelah merespon rilis data-data ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan sehingga memunculkan persepsi akan berkurangnya pemberian stimulus.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5965 seconds (0.1#10.140)