KARK sibuk pergantian direksi dan beban utang

Jum'at, 25 Januari 2013 - 19:37 WIB
KARK sibuk pergantian direksi dan beban utang
KARK sibuk pergantian direksi dan beban utang
A A A
Sindonews.com - Sekretaris Perusahaan PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK), Deni Hidayat mengungkapkan, pasca meninggalnya Direktur Utama KARK, Sudiro Andi Wiguno, perseroan kini tengah sibuk pergantian direksi baru dan menyelesaikan proses utang.

Menurut dia, secepatnya perseroan akan melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) atau akan tetap menggunakan direksi lama jika tidak terhalang peraturan. "Secepatnya kami akan lakukan RUPS, jika direksi saat ini tidak sesuai aturan," ujar Deni saat ditemui Sindo, Jumat (25/1/2013).

Selain pergantian direksi, perseroan juga sedang fokus untuk menghadapi penetapan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang akan dibacakan pada 30 Januari 2013. Perseroan masih mengupayakan mencari pinjaman untuk membayar permintaan PT Bank International Indonesia Tbk (BII) agar perseroan mencicil Rp15 miliar terlebih dulu.

Pembayaran berikutnya, lanjut Deni, akan dilakukan selang tiga bulan. "Kita sedang bersiap untuk membayar cicilan, bila keputusannya seperti itu," katanya.

Meski perseroan sudah mempunyai aset agunan sebagai jaminan, namun pihak BII masih tidak percaya dan menginginkan pembayaran lebih jelas. BII menilai, aset jaminan tersebut tidak dapat langsung dieksekusi dan bisa merugikannya. Perseroan bahkan menyiapkan opsi penjualan aset untuk pembayaran utangnya, walaupun masih dirahasiakan. "Kami memang menyiapkan opsi penjualan aset untuk melunasi utang," ungkap dia.

Selain itu, perseroan juga mengaku akan melunasi denda Rp150 juta yang dberikan oleh Bursa Efek Indonesia, karena terlambat menyerahkan laporan keuangan kuartal tiga lalu. Namun, pembayaran tersebut belum menjadi prioritas perseroan, karena fokus untuk melewati gugatan pailit dari BII.

Deni menjelaskan, merosotnya harga komoditas merupakan penyebab buruknya kinerja perseroan. Selama ini, perseroan mengandalkan pemasukan dari trading batu bara dan transportasi batu bara menggunakan kapal tongkang. "Harga komoditas yang jatuh membuat usaha kami ikut kolaps," ujarnya.

Terkait meninggalnya Sudiro Andi Wiguno membuat semua karyawannya terkejut. Namun, perusahaan harus terus berjalan. Bahkan, pemberitaan di media yang menghubungkan penyebab kematian akibat depresi juga tidak bisa diterimanya.

Dia menilai, mantan bos-nya tersebut berkarakter sangat percaya diri dan selalu mempunyai solusi."Dia orang yang selalu memberi solusi jika ada masalah, mari kita tunggu penyelidikan kepolosian saja mengenai penyebab kematiannya," tuturnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7933 seconds (0.1#10.140)