DEN siapkan penanggulangan darurat energi
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN), Jero Wacik mengungkapkan, DEN telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi 'darurat energi' yang bisa terjadi kapan saja.
"Kalau terjadi darurat energi, kita sudah ada langkah-langkah penanggulangan krisis energi," ujar Jero Wacik usai Sidang DEN ke-9 di Kantornya, Jakarta, Selasa (29/1/2013).
Jero menjelaskan, darurat energi merupakan suatu keadaan ketika terjadi kelangkaan energi secara mendadak akibat bencana alam. "Krisis energi itu kondisi secara mendadak terjadi kekurangan karena bencana. Misalnya gempa, biasanya karena terputusnya sarana dan prasarana energi. Misalnya di Jakarta banjir, gardu-gardu terendam, ini kan darurat," jelasnya.
Jika situasi itu terjadi, lanjut dia, yang harus dilakukan adalah memperhitungkan stok minimum kebutuhan energi dan stok yang masih tersedia. Kemudian, berusaha mencari stok energi dari sumber-sumber yang paling memungkinkan.
"Kita hitung berapa minimum stok yang dibutuhkan. Kalau kurang, dari mana datangnya. Maka harus ada pasokan dari luar," ujar Jero.
Sebagai contoh, pria kelahiran Bali ini menuturkan langkah Pertamina menjaga ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat Jakarta dilanda banjir pekan lalu.
"Waktu (Jakarta) banjir kemarin, tangki-tangki Pertamina enggak bisa jalan. Hanya 70 persen truk Pertamina yang bisa ke SPBU. Kita hitung berapa kebutuhannya. Kebetulan kemarin kebutuhan kurang dari biasanya, karena orang-orang enggak keluar rumah. Kita bisa sediakan 70 persen, kebutuhan 60 persen dari biasanya, jadi bisa dipenuhi," tuturnya.
"Kalau terjadi darurat energi, kita sudah ada langkah-langkah penanggulangan krisis energi," ujar Jero Wacik usai Sidang DEN ke-9 di Kantornya, Jakarta, Selasa (29/1/2013).
Jero menjelaskan, darurat energi merupakan suatu keadaan ketika terjadi kelangkaan energi secara mendadak akibat bencana alam. "Krisis energi itu kondisi secara mendadak terjadi kekurangan karena bencana. Misalnya gempa, biasanya karena terputusnya sarana dan prasarana energi. Misalnya di Jakarta banjir, gardu-gardu terendam, ini kan darurat," jelasnya.
Jika situasi itu terjadi, lanjut dia, yang harus dilakukan adalah memperhitungkan stok minimum kebutuhan energi dan stok yang masih tersedia. Kemudian, berusaha mencari stok energi dari sumber-sumber yang paling memungkinkan.
"Kita hitung berapa minimum stok yang dibutuhkan. Kalau kurang, dari mana datangnya. Maka harus ada pasokan dari luar," ujar Jero.
Sebagai contoh, pria kelahiran Bali ini menuturkan langkah Pertamina menjaga ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat Jakarta dilanda banjir pekan lalu.
"Waktu (Jakarta) banjir kemarin, tangki-tangki Pertamina enggak bisa jalan. Hanya 70 persen truk Pertamina yang bisa ke SPBU. Kita hitung berapa kebutuhannya. Kebetulan kemarin kebutuhan kurang dari biasanya, karena orang-orang enggak keluar rumah. Kita bisa sediakan 70 persen, kebutuhan 60 persen dari biasanya, jadi bisa dipenuhi," tuturnya.
(izz)