Reksa dana yang mengikuti indeks lebih menguntungkan

Selasa, 29 Januari 2013 - 18:04 WIB
Reksa dana yang mengikuti...
Reksa dana yang mengikuti indeks lebih menguntungkan
A A A
Sindonews.com - Reksa dana yang mengikuti indeks dinilai lebih menguntungkan daripada reksa dana konvesional. Reksa dana konvensional yang tergantung pada seorang manajer investasi, ternyata tidak memberikan return (imbal hasil) setinggi yang mengikuti indeks.

Direktur Danareksa Investment Management, Prihatmo Hari Mulyanto mengatakan, reksa dana saham indeks semakin diminati oleh investor. Sepanjang tahun lalu kurang dari 50 persen produk reksa dana saham yang memberikan return di atas pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Kurang dari 50 persen reksa dana saham yang memberikan imbal hasil lebih dari pertumbuhan indeks,” jelas Prihatmo di Jakarta, Selasa (29/1/2013).

Karena alasan ini, menurut Hari, pilihan berinvestasi di reksa dana saham indeks merupakan pilihan agar imbal hasil kurang lebih sama dengan pertumbuhan indeks. Selain itu dari dana kelolaan juga memperlihatkan peningkatan dalam jangka waktu setahun dan juga produk yang semakin banyak. Saat ini tercatat empat produk reksa dana saham indeks.

Sementara itu, mengutip data website Bapepam.go.id per 28 Januari 2013, dana kelolaan reksa dana indeks mencapai 214,044 miliar rupiah naik 133 persen dari dana kelolaan Januari tahun lalu 91,716 miliar rupiah. “Tahun 2005 belum ada produk reksa dana saham indeks, tapi kini sudah ada empat,” jelas Hari.

Data dari Infovesta menunjukkan dari 76 produk reksa dana saham yang memberikan imbal hasil melebihi pertumbuhan IHSG hanya 23 buah, sementara 53 produk reksa dana saham lainnya memberikan imbal hasil di bawah pertumbuhan IHSG. IHSG di 2012 mengalami pertumbuhan 12, 94 persen.

Direktur Marketing IPIM, Diah Sofiyanti mengatakan, produk reksa dana yang mengikuti indeks lainnya ialah exchange trade fund (ETF). Produk tersebut dinilai bisa menyaingi peran Manajer Investasi (MI) yang mengelola reksa dana konvensional, karena returnnya yang tidak kalah.

Dari total dana kelolaan reksa dana IPIM senilai Rp950 miliar, reksa dana konvensional menyumbang Rp350 miliar, sedangkan Rp210 miliar disumbang layanan ETF, sisanya dari layanan proteksi.

Dalam kinerja satu tahun terakhir, return ETF LQ45 kurang lebih sama dengan atau bahkan mengungguli return RD Saham. "Kami mengandalkan ETF daripada produk reksa dana konvesional," ujar Diah.

Bahkan keunggulan lainnya, investor ETF dapat keluar masuk setiap detik selama jam perdagangan sehingga memberikan kontrol penuh bagi investor dalam melakukan eksekusi jual atau beli. Sehingga ketika ada peluang beli di harga rendah atau jual di harga tinggi, investor bisa mendapatkan harga NAB seperti yang tertera di bursa saat itu juga.

Pada RD Saham biasa, investor harus menunggu NAB akhir hari dari Bank Kustodian yang diumumkan esok harinya, untuk mengetahui posisi investasinya.

Saat ini tidak banyak MI yang menggungguli return yang diberikan ETF. Bahkan ETF lebih unggul karena return yang didapat tidak diinvestasikan langsung seperti yang dilakukan MI. "ETF unggul karena ada pembagian dividen," ujarnya.

IPIM mencatat, return dari ETF LQ45 yang dimilikinya mengungguli kinerja reksa dana konvensional beberapa asset management. Return ETF LQ45 IPIM dalam setahun sebesar 10,5 persen setelah digabungkan nilai deviden. Nilai tersebut hanya bisa disaingi oleh Kresna Indeks 45 (10,4 persen), Panin Dana Prima (10,0 persen).
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0658 seconds (0.1#10.140)