Harga minyak di perdagangan Asia masih tergelincir
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia, Selasa (5/2/2013) sore, masih tergelincir sejalan dengan Sell-off - dalam ekuitas regional. Menurut para analis, kondisi ini terjadi karena kekhawatiran politik di Spanyol dan Italia.
Dilansir Global Post, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret turun 9 sen menjadi USD96,08 per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret turun 41 sen menjadi USD115,19.
Sebelumnya, pada perdagangan pagi, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret turun 14 sen menjadi USD96,03 per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret turun 21 sen menjadi USD115,39.
"Minyak meluncur secara paralel pada pasar ekuitas di Asia. Kami melihat pasar yang lebih bearish," kata Victor Shum, managing director konsultan energi Purvin & Gertz IHS di Singapura.
Bursa saham, yang telah menikmati keuntungan pada beberapa pekan karena kepercayaan ekonomi global meningkat, hari ini merosot setelah Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy berada di bawah tekanan untuk mundur karena skandal korupsi.
Berita tersebut menjadikan anggaran pinjaman Spanyol melonjak, menghidupkan kembali kekhawatiran terhadap kemampuan Madrid mengakses pasar utang tetap berfungsi.
Dilansir Global Post, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret turun 9 sen menjadi USD96,08 per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret turun 41 sen menjadi USD115,19.
Sebelumnya, pada perdagangan pagi, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret turun 14 sen menjadi USD96,03 per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret turun 21 sen menjadi USD115,39.
"Minyak meluncur secara paralel pada pasar ekuitas di Asia. Kami melihat pasar yang lebih bearish," kata Victor Shum, managing director konsultan energi Purvin & Gertz IHS di Singapura.
Bursa saham, yang telah menikmati keuntungan pada beberapa pekan karena kepercayaan ekonomi global meningkat, hari ini merosot setelah Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy berada di bawah tekanan untuk mundur karena skandal korupsi.
Berita tersebut menjadikan anggaran pinjaman Spanyol melonjak, menghidupkan kembali kekhawatiran terhadap kemampuan Madrid mengakses pasar utang tetap berfungsi.
(dmd)