2012, wig dan bulu mata palsu sumbang USD12 M
A
A
A
Sindonews.com - Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami menyebutkan, ekspor wig atau rambut palsu produksi dalam negeri telah menyumbang pendapatan nasional hingga mencapai USD12 miliar sepanjang 2012.
Gusmardi menerangkan, produk fashion yang banyak diproduksi di kawasan Pekalongan, Jawa tengah tersebut telah diekspor ke lebih dari 40 negara sasaran ekspor di seluruh dunia. "Nilai ekspor wig, bulu mata palsu made in (buatan) Indonesia, tahun lalu tembus USD12 miliar ke 40 negara di dunia," terang Gusmardi di JCC, Jakarta, Kamis (14/2/2013).
Dia menyebutkan, saat ini produk wig dan bulu mata palsu buatan Indonesia telah tersebar ke lebih dari 40 negara di dunia, seperti Amerika Serikat, negara kawasan Eropa, dan ASEAN, terutama Malaysia, Singapura, Thailand.
Di masa mendatang, kata Gusmardi, produk kreatif ini masih berpotensi terus meningkat seiring meningkatnya permintaan akan produk pendukung penampilan tersebut di berbagai belahan dunia. Namun demikian, dia menegasakan, hal tersebut bisa dicapai jika industri fashion dalam negeri terus mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan seluruh pelaku usaha di bidang mode Tanah Air.
Namun demikian, Gusmardi menjelaskan, pelaku industri fashion di Tanah Air tidak boleh lengah dan perlu meningkatkan kualitas produk fashion domestik, sehingga ikut mendorong daya saing nasional menjelang Asian Community 2015.
"Tren impor semakin marak, sehingga kita harus meningkatkan kualitas produk mode supaya jangan sampai masyarakat Indonesia justru membeli produk fashion luar negeri," tutur dia.
Gusmardi menerangkan, produk fashion yang banyak diproduksi di kawasan Pekalongan, Jawa tengah tersebut telah diekspor ke lebih dari 40 negara sasaran ekspor di seluruh dunia. "Nilai ekspor wig, bulu mata palsu made in (buatan) Indonesia, tahun lalu tembus USD12 miliar ke 40 negara di dunia," terang Gusmardi di JCC, Jakarta, Kamis (14/2/2013).
Dia menyebutkan, saat ini produk wig dan bulu mata palsu buatan Indonesia telah tersebar ke lebih dari 40 negara di dunia, seperti Amerika Serikat, negara kawasan Eropa, dan ASEAN, terutama Malaysia, Singapura, Thailand.
Di masa mendatang, kata Gusmardi, produk kreatif ini masih berpotensi terus meningkat seiring meningkatnya permintaan akan produk pendukung penampilan tersebut di berbagai belahan dunia. Namun demikian, dia menegasakan, hal tersebut bisa dicapai jika industri fashion dalam negeri terus mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan seluruh pelaku usaha di bidang mode Tanah Air.
Namun demikian, Gusmardi menjelaskan, pelaku industri fashion di Tanah Air tidak boleh lengah dan perlu meningkatkan kualitas produk fashion domestik, sehingga ikut mendorong daya saing nasional menjelang Asian Community 2015.
"Tren impor semakin marak, sehingga kita harus meningkatkan kualitas produk mode supaya jangan sampai masyarakat Indonesia justru membeli produk fashion luar negeri," tutur dia.
(rna)