Optimalisasi pelayanan BPMPT Kulonpogo terganjal SDM
A
A
A
Sindonews.com – Badan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kulonprogo, DI Yogyakarta belum mampu memberi pelayanan optimal bagi masyarakat. Badan baru hasil gabungan dua instansi, yakni Kantor Penanaman Modal dan Kantor Pelayanan Terpadu ini masih terkendala Sumber Daya Manusia (SDM).
“Lihat saja, di eks KPT misalnya belum semuanya bisa menerapkan senyum, sapa, salam. Padahal ini penting bagi kita yang bersentuhan langsung melayani masyarakat,” kata Kepala BPMPT Kulonprogo, Niken probolaras, Rabu (20/2/2013).
Dia mengatakan, problem lain yang dihadapi BPMPT adalah keberadaan tenaga ahli yang masih tersebar di beberapa instansi. Padahal, keberadaan tenaga ahli sangat vital untuk mendukung respons time atau limit time. Jika tidak, maka pelayanan kepada masyarakat dipastikan berjalan lebih lambat.
Untuk itu, dia berinisiatif mengumpulkan seluruh tenaga ahli agar respons kebutuhan masyaakat dapat dilakukan lebih cepat. “Semuanya kita kumpulkan untuk mengejar limit time. Kalau responnya tetap lambat, tidak sesuai tujuan awal penggabungan KP-KPT,” katanya.
Niken menjelaskan, BPMPT saat ini diperkuat 29-30 tenaga. Angka itu, masih jauh dari kebutuhan sesuai analisis jabatan yang mencapai 60 orang. Karena itu, instansinya sudah mengusulkan tambahan personel untuk menunjang kinerja agar pelayanan kepada masyarakat lebih optimal.
Meski begitu, dia menambahkan, tambahan personel tidak akan memberi dampak signifikan selama BPMPT tida berada satu atap. Namun, setelah badan baru ini menerima bantuan gedung baru dari Kemendagri, maka dia menjamin pelayanan akan lebih baik. “Kalau sudah jadi satu baru bisa maksimal,” pungkasnya.
“Lihat saja, di eks KPT misalnya belum semuanya bisa menerapkan senyum, sapa, salam. Padahal ini penting bagi kita yang bersentuhan langsung melayani masyarakat,” kata Kepala BPMPT Kulonprogo, Niken probolaras, Rabu (20/2/2013).
Dia mengatakan, problem lain yang dihadapi BPMPT adalah keberadaan tenaga ahli yang masih tersebar di beberapa instansi. Padahal, keberadaan tenaga ahli sangat vital untuk mendukung respons time atau limit time. Jika tidak, maka pelayanan kepada masyarakat dipastikan berjalan lebih lambat.
Untuk itu, dia berinisiatif mengumpulkan seluruh tenaga ahli agar respons kebutuhan masyaakat dapat dilakukan lebih cepat. “Semuanya kita kumpulkan untuk mengejar limit time. Kalau responnya tetap lambat, tidak sesuai tujuan awal penggabungan KP-KPT,” katanya.
Niken menjelaskan, BPMPT saat ini diperkuat 29-30 tenaga. Angka itu, masih jauh dari kebutuhan sesuai analisis jabatan yang mencapai 60 orang. Karena itu, instansinya sudah mengusulkan tambahan personel untuk menunjang kinerja agar pelayanan kepada masyarakat lebih optimal.
Meski begitu, dia menambahkan, tambahan personel tidak akan memberi dampak signifikan selama BPMPT tida berada satu atap. Namun, setelah badan baru ini menerima bantuan gedung baru dari Kemendagri, maka dia menjamin pelayanan akan lebih baik. “Kalau sudah jadi satu baru bisa maksimal,” pungkasnya.
(gpr)