Singapura paksa perusahaan kurangi tenaga asing
A
A
A
Sindonews.com - Singapura akan memaksa perusahaan mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kerja asing pada tahun anggaran 2013. Langkah ini diambil menyusul protes publik yang menentang masuknya pekerja dari luar negeri, yang memicu demonstrasi besar-besaran dalam lebih dari satu dekade.
Untuk mengatasi setiap kekurangan tenaga kerja, diusulkan insentif untuk meningkatkan produktivitas, ulas ekonom dari Citigroup Inc dan Oversea-Chinese Banking Corp menjelang presentasi anggaran pada 25 Februari mendatang.
Diketahui, ribuan masyarakat Singapura protes menyusul kekhawatiran mereka, bahwa orang asing akan mengambil pekerjaan penduduk setempat. Mereka meminta Perdana Menteri Lee Hsien Loong memperketat aturan perekrutan tenaga kerja asing dalam beberapa tahun ke depan. Namun, Lee telah memperingatkan, bahwa pembatasan tenaga kerja akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
"Tantangan berkelanjutan adalah pertumbuhan yang lamban, ditambah biaya-tinggi menjadi hambatan perusahaan dan pekerja. Perlu keseimbangan ekonomi vis-a-vis, antara masalah restrukturisasi tenaga kerja dengan masalah biaya di lapangan," kata Selena Ling, ekonom dari Oversea-Chinese Banking, Singapura, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (21/2/2013).
Ekonomi Singapura tercatat tumbuh 1,2 persen pada 2012. Negara pulau itu berada pada pertumbuhan "tahap baru", di mana mereka harus menyesuaikan diri dengan percepatan ekspansi yang lebih kecil, dan masalah pekerja, yang menjadi salah satu alasan terjadinya perlambatan pada tahun lalu. Namun, pemerintah memperkirakan pertumbuhan 1 persen akan naik menjadi 3 persen tahun ini.
Untuk mengatasi setiap kekurangan tenaga kerja, diusulkan insentif untuk meningkatkan produktivitas, ulas ekonom dari Citigroup Inc dan Oversea-Chinese Banking Corp menjelang presentasi anggaran pada 25 Februari mendatang.
Diketahui, ribuan masyarakat Singapura protes menyusul kekhawatiran mereka, bahwa orang asing akan mengambil pekerjaan penduduk setempat. Mereka meminta Perdana Menteri Lee Hsien Loong memperketat aturan perekrutan tenaga kerja asing dalam beberapa tahun ke depan. Namun, Lee telah memperingatkan, bahwa pembatasan tenaga kerja akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
"Tantangan berkelanjutan adalah pertumbuhan yang lamban, ditambah biaya-tinggi menjadi hambatan perusahaan dan pekerja. Perlu keseimbangan ekonomi vis-a-vis, antara masalah restrukturisasi tenaga kerja dengan masalah biaya di lapangan," kata Selena Ling, ekonom dari Oversea-Chinese Banking, Singapura, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (21/2/2013).
Ekonomi Singapura tercatat tumbuh 1,2 persen pada 2012. Negara pulau itu berada pada pertumbuhan "tahap baru", di mana mereka harus menyesuaikan diri dengan percepatan ekspansi yang lebih kecil, dan masalah pekerja, yang menjadi salah satu alasan terjadinya perlambatan pada tahun lalu. Namun, pemerintah memperkirakan pertumbuhan 1 persen akan naik menjadi 3 persen tahun ini.
(dmd)