Hingga 2017, BEI target tambah 150 emiten
A
A
A
Sindonews.com - Untuk mencapai target kapitalisasi pasar, Bursa Efek Indonesia (BEI) berambisi mampu menambah 150 emiten baru di papan bursa hingga tahun 2017 mendatang.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen menegaskan, langkah tersebut agar mampu memberi pilihan investasi yang lebih menarik bagi masyarakat, sehingga bisa mendorong lebih banyak investor baru untuk dapat bergabung di BEI.
Pasalnya, kata Hoesen, saat ini investor di pasar modal Indonesia dinilai masih sangat minim jumlahnya, yakni kurang dari 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
"Kita targetkan bisa menambah 150 lagi emiten baru hingga 2017. Maka itu, kita target 30 emiten setiap tahunnya, walaupun tidak selalu terealisasi. Kalau investor dan emiten bertambah, maka akan pasar akan tumbuh. Minimal investor di pasar modal bisa 1 persen dari jumlah penduduk. Menambah jumlah emiten beharap market cap nambah,” kata Hoesen di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (22/2/13).
Untuk mewujudkan hal tersebut, dikatakan Hoesen, perlu ada perhatian khusus dari otoritas untuk bisa menambah suplai di pasar modal.
“Indeks di Indonesia terlalu mahal, itu yang bikin susah investor masuk, salah satunya ya menambah suplai di market. Yang paling penting menambah suplai agar pasar likuid. Nambah suplai dan nambah investor. Dua itu yang paling penting,” tutur dia.
Sementara itu, jumlah emiten di Indonesia saat ini mencapai 445 perusahaan. Sementara sejak awal tahun hingga saat ini, tercatat enam emiten baru melantai di Bursa.
keenam emiten baru tersebut, yakni PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM), Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL), Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP), Trans Power Marine Tbk (TPMA) dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), yang baru saja melantai pagi tadi.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen menegaskan, langkah tersebut agar mampu memberi pilihan investasi yang lebih menarik bagi masyarakat, sehingga bisa mendorong lebih banyak investor baru untuk dapat bergabung di BEI.
Pasalnya, kata Hoesen, saat ini investor di pasar modal Indonesia dinilai masih sangat minim jumlahnya, yakni kurang dari 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
"Kita targetkan bisa menambah 150 lagi emiten baru hingga 2017. Maka itu, kita target 30 emiten setiap tahunnya, walaupun tidak selalu terealisasi. Kalau investor dan emiten bertambah, maka akan pasar akan tumbuh. Minimal investor di pasar modal bisa 1 persen dari jumlah penduduk. Menambah jumlah emiten beharap market cap nambah,” kata Hoesen di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (22/2/13).
Untuk mewujudkan hal tersebut, dikatakan Hoesen, perlu ada perhatian khusus dari otoritas untuk bisa menambah suplai di pasar modal.
“Indeks di Indonesia terlalu mahal, itu yang bikin susah investor masuk, salah satunya ya menambah suplai di market. Yang paling penting menambah suplai agar pasar likuid. Nambah suplai dan nambah investor. Dua itu yang paling penting,” tutur dia.
Sementara itu, jumlah emiten di Indonesia saat ini mencapai 445 perusahaan. Sementara sejak awal tahun hingga saat ini, tercatat enam emiten baru melantai di Bursa.
keenam emiten baru tersebut, yakni PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM), Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL), Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP), Trans Power Marine Tbk (TPMA) dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), yang baru saja melantai pagi tadi.
(rna)