Petani desak pemerintah patok harga dasar sayuran
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) Madani, Cece Rohman mengatakan, untuk meminimalisir fluktuasi harga sayur di pasaran, pemerintah harus menetapkan harga dasar di tingkat petani. Harga sayuran mestinya tidak diserahkan pada mekanisme pasar.
Menurutnya, harga dasar sayuran dapat memberi kepastian kepada petani sayur. Sehingga, mereka tertarik menanam komoditas tersebut. Jika pemerintah tidak bisa mengeluarkan harga dasar sayur, pemerintah mesti menggiatkan penyuluh pertanian.
Dia juga meminta tenaga penyuluh pertanian untuk bekerja maksimal membantu melakukan perencanaan tanam, informasi pemasaran, informasi harga, dan lainnya. "Saat ini kinerja mereka kurang maksimal. Padahal, mereka ditugaskan negara melakukan penyuluhan kepada petani," ujarnya, Senin (25/2/2013).
Salah satu petani tomat di kawasan Bandung, Mas Nanu Muda mengakui, fluktuasi harga sayur menyebabkan petani sulit mendapat untung. Pada musim panen akhir tahun lalu misalnya, sejumlah petani memilih tidak memanen tomatnya, karena rendahnya harga jual tomat dan cuaca ekstrim yang menyebabkan kualitas sayur kurang bagus. Sejumlah petani ada yang membiarkan komoditas tersebut membusuk.
"Kalaupun dijual, harganya sangat rendah. Biaya produksi yang telah petani keluarkan, tidak sebanding dengan harga jual saat itu," kata dia seraya mengatakan, petani yang bisa meminimalis kerugian, yaitu mereka yang menanam sayur dengan sistem tumpang sari.
Menurutnya, harga dasar sayuran dapat memberi kepastian kepada petani sayur. Sehingga, mereka tertarik menanam komoditas tersebut. Jika pemerintah tidak bisa mengeluarkan harga dasar sayur, pemerintah mesti menggiatkan penyuluh pertanian.
Dia juga meminta tenaga penyuluh pertanian untuk bekerja maksimal membantu melakukan perencanaan tanam, informasi pemasaran, informasi harga, dan lainnya. "Saat ini kinerja mereka kurang maksimal. Padahal, mereka ditugaskan negara melakukan penyuluhan kepada petani," ujarnya, Senin (25/2/2013).
Salah satu petani tomat di kawasan Bandung, Mas Nanu Muda mengakui, fluktuasi harga sayur menyebabkan petani sulit mendapat untung. Pada musim panen akhir tahun lalu misalnya, sejumlah petani memilih tidak memanen tomatnya, karena rendahnya harga jual tomat dan cuaca ekstrim yang menyebabkan kualitas sayur kurang bagus. Sejumlah petani ada yang membiarkan komoditas tersebut membusuk.
"Kalaupun dijual, harganya sangat rendah. Biaya produksi yang telah petani keluarkan, tidak sebanding dengan harga jual saat itu," kata dia seraya mengatakan, petani yang bisa meminimalis kerugian, yaitu mereka yang menanam sayur dengan sistem tumpang sari.
(izz)