Sudan ajak Pemprov Jabar bangun provinsi kembar
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Sudan melakukan kunjungan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar). Mereka berharap Pemprov Jabar mau berinvestasi di Sudan.
Ajakan investasi dilakukan Duta Besar (Dubes) Sudan untuk Indonesia Abdul Al Rahim Al Siddiq dan rombongan, kepada Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di rumah dinas Gubernur, Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandar Dinata, Bandung, Kamis (28/2/2013).
Heryawan menuturkan, Pemerintah Sudan perlu bekerja sama dengan Indonesia, khususnya dengan Jawa Barat. "Pemerintah Sudan merasa perlu kerja sama dengan Indonesia khususnya Jabar, misalnya membuat provinsi kembar atau provinsi saudara," katanya usai
menerima kunjungan Dubes Sudan.
"Sudan akan senang jika investasi dengan negara saudaranya, yaitu Indonesia. Misalnya nanam jeruk, buah-buahan, termasuk menawarkan mereka punya kuda-kuda besar yang gedenya sama dengan kuda Australia," tambahnya.
Artinya, lanjut Heryawan, kedatangan Dubes Sudan tersebut bukan sebagai investor, tetapi menawarkan supaya Indonesia maupun Jabar menjadi investor di Sudan yang saat ini tengah dalam pembangunan. Kerja samanya bisa berbagai bidang, selain bidang pertanian dan peternakan, juga bisa di bidang pendidikan.
Menurut Heryawan, Sudan memandang Indonesia sebagai negara berkembang yang menuju negara maju. Dari sisi kemajuan, Indonesia jauh lebih maju dari Sudan. Untuk itulah Sudan berharap ada kerja sama yang erat.
Rencananya, kunjungan Dubes Sudan itu akan dibalas dengan kunjungan Pemprov Jabar ke Sudan. Tujuannya untuk menjajaki kemungkinan kerja sama yang lebih serius. Namun penjajakan tersebut bisa ditindaklanjuti dengan hubungan via telepon.
"Kita lihat peluangnya. Mungkin suatu saat saya ke sana melakukan kunjungan balasan dan bertanya kepada Kedubes Indonesia untuk Sudan di sana," katanya.
Dia mengatakan, selama ini memang belum ada kerja sama tingkat provinsi dengan pemerintah Sudan. Ia berharap, dalam waktu dekat kerja sama untuk membangun provinsi kembar bisa dilakukan.
Sementara, Dubes Abdul Al Rahim Al Siddiq menambahkan, Bandung sebagai Ibu Kota Jabar memiliki ikatan sejarah dengan perjalanan kemerdekaan Sudan. Untuk pertama kalinya bendera Sudan di level internasional berkibar di Bandung, yakni melalui Konferensi Asia Afrika 1955. Karena itulah bagi Sudan, Indonesia adalah negara saudara.
Saat ini Sudan mulai stabil dan melakukan pembangunan. Sudan juga memiliki sumber daya alam yang potensial. Pihaknya berharap ada kerja sama dengan negara saudara ini.
Abdul juga mengakui Indonesia dalam 10 tahun terakhir sudah mencapai kemajuan luar biasa. Hal itu berbeda dengan 15 tahun lalu. "Indonesia menuju menjadi negara maju," katanya.
Ajakan investasi dilakukan Duta Besar (Dubes) Sudan untuk Indonesia Abdul Al Rahim Al Siddiq dan rombongan, kepada Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di rumah dinas Gubernur, Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandar Dinata, Bandung, Kamis (28/2/2013).
Heryawan menuturkan, Pemerintah Sudan perlu bekerja sama dengan Indonesia, khususnya dengan Jawa Barat. "Pemerintah Sudan merasa perlu kerja sama dengan Indonesia khususnya Jabar, misalnya membuat provinsi kembar atau provinsi saudara," katanya usai
menerima kunjungan Dubes Sudan.
"Sudan akan senang jika investasi dengan negara saudaranya, yaitu Indonesia. Misalnya nanam jeruk, buah-buahan, termasuk menawarkan mereka punya kuda-kuda besar yang gedenya sama dengan kuda Australia," tambahnya.
Artinya, lanjut Heryawan, kedatangan Dubes Sudan tersebut bukan sebagai investor, tetapi menawarkan supaya Indonesia maupun Jabar menjadi investor di Sudan yang saat ini tengah dalam pembangunan. Kerja samanya bisa berbagai bidang, selain bidang pertanian dan peternakan, juga bisa di bidang pendidikan.
Menurut Heryawan, Sudan memandang Indonesia sebagai negara berkembang yang menuju negara maju. Dari sisi kemajuan, Indonesia jauh lebih maju dari Sudan. Untuk itulah Sudan berharap ada kerja sama yang erat.
Rencananya, kunjungan Dubes Sudan itu akan dibalas dengan kunjungan Pemprov Jabar ke Sudan. Tujuannya untuk menjajaki kemungkinan kerja sama yang lebih serius. Namun penjajakan tersebut bisa ditindaklanjuti dengan hubungan via telepon.
"Kita lihat peluangnya. Mungkin suatu saat saya ke sana melakukan kunjungan balasan dan bertanya kepada Kedubes Indonesia untuk Sudan di sana," katanya.
Dia mengatakan, selama ini memang belum ada kerja sama tingkat provinsi dengan pemerintah Sudan. Ia berharap, dalam waktu dekat kerja sama untuk membangun provinsi kembar bisa dilakukan.
Sementara, Dubes Abdul Al Rahim Al Siddiq menambahkan, Bandung sebagai Ibu Kota Jabar memiliki ikatan sejarah dengan perjalanan kemerdekaan Sudan. Untuk pertama kalinya bendera Sudan di level internasional berkibar di Bandung, yakni melalui Konferensi Asia Afrika 1955. Karena itulah bagi Sudan, Indonesia adalah negara saudara.
Saat ini Sudan mulai stabil dan melakukan pembangunan. Sudan juga memiliki sumber daya alam yang potensial. Pihaknya berharap ada kerja sama dengan negara saudara ini.
Abdul juga mengakui Indonesia dalam 10 tahun terakhir sudah mencapai kemajuan luar biasa. Hal itu berbeda dengan 15 tahun lalu. "Indonesia menuju menjadi negara maju," katanya.
(gpr)