BPS Sulbar: Produksi padi dan kedelai meningkat

Jum'at, 01 Maret 2013 - 15:13 WIB
BPS Sulbar: Produksi padi dan kedelai meningkat
BPS Sulbar: Produksi padi dan kedelai meningkat
A A A
Sindonews.com - Angka sementara produksi padi, jagung, dan kedelai pada 2012 di Sulawesi Barat (Sulbar) meningkat. Berdasarkan data dari Bidang Statistik Produksi Badang Pusat Statistik (BPS) Sulbar menunjukkan, bahwa produksi padi sebesar 412.338 ton gabah kering giling, jagung sebesar 122.554 ton pipilan kering, dan kedelai sebesar 3.222 ton biji kering.

Kepala BPS Sulbar, Setianto mengatakan, produksi padi meningkat sebesar 46.655 ton atau 12,76 persen dibandingkan 2011 yang mencapai 365.683 ton. Ini disebabkan peningkatan luas panen sebesar 7.449 hektare (ha) atau 9,76 persen. Dari segi produktifitas juga meningkat sekitar 2,73 persen.

Sementara, produksi jagung meningkat sebesar 35.559 ton atau 47,66 persen dibandingkan 2011 sebesar 82.995 ton. Peningkatan ini dipicu peningkatan luas panen sebesar 7.769 ha atau 44,72 persen dibandingkan dengan 2011.

Jika dilihat dari sisi produktivitas meningkat sebesar 0,97 kwintal per ha atau 2,03 persen. "Untuk produksi kedelai sebesar 789 ton atau 32,43 persen dibandingkan 2011. Peningkatan terjadi karena kenaikan panen seluas 257 ha atau 14,57 persen. Dan juga peningkatan produktivitas sebesar 2,15 kwintal per ha atau 15,59 persen," katanya saat ekspose data resmi BPS Sulbar, Jumat (1/3/2013).

Namun, peningkatan ini tidak sebanding dengan nilai tukar petani (NTP). Data BPS Sulbar menyebutkan bahwa pada Februari 2013, NTP sebesar 104,31 atau turun 0,37 perse dari Januari 2013 yang sebesar 104,69.

Berdasarkan subsektor, tercatat tanaman pangan sebesar 88,00, hortikultura sebesar 87,66, tanaman perkebunan rakyat sebesar 128,64, peternakan sebesar 113,37, dan perikanan sebesar 107,09.

"NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayarkan petani. Ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani. NTP juga menunjukkan daya tukar atau term of trade dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan petani," tuturnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7409 seconds (0.1#10.140)