Menkeu-BI kaji tingginya inflasi awal tahun
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengatakan, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) akan mengkaji lebih lanjut faktor pemicu tingginya laju inflasi pada awal tahun, yang menyebabkan tingkat inflasi pada tahun kalender 2013 mencapai 1,79 persen.
"Kita kaji dalam pertemuan antara pemerintah dan pembahasan dengan Bank Indonesia, supaya bisa merespon dengan tepat. Tapi 1,7 persen di dua bulan pertama, ini cukup tinggi dan akan kita sikapi," ujar Agus seperti dilansir dari situs Sekretariat Kabinet, Jumat (1/3/2013).
Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Bambang Brodjonegoro memperkirakan kebijakan pembatasan impor komoditas hortikultura menjadi salah satu penyebab inflasi Februari yang diluar prediksi.
"Mungkin efek dari beberapa harga pangan yang regulasi impornya terganggu. Jadi semua buah dan daging jadi mahal," kata Bambang.
Untuk itu, Bambang mengharapkan adanya kebijakan lain untuk menekan inflasi, dan meminta Kementerian Pertanian untuk mengkaji dampak serta efektivitas dari kebijakan pembatasan impor tersebut.
"Kementerian Pertanian harus memperhatikan, jangan hanya terpaku pada kepentingan swasembada, tapi juga pengaruh ke inflasinya dengan melihat, kalau harga domestik jadi tinggi, yang rugi masyarakat secara keseluruhan," ujarnya.
Bambang mengatakan laju inflasi yang cukup tinggi pada dua bulan pertama tahun 2013 telah menganggu daya beli masyarakat, dan mengharapkan kondisi tersebut tidak terjadi lagi dalam beberapa bulan mendatang.
"Mudah-mudahan dalam Maret-April ini bisa dinetralisir. Secara umum (inflasi) ini karena pembatasan impor yang kurang memperhatikan kebutuhan di dalam negeri," pungkas Bambang.
"Kita kaji dalam pertemuan antara pemerintah dan pembahasan dengan Bank Indonesia, supaya bisa merespon dengan tepat. Tapi 1,7 persen di dua bulan pertama, ini cukup tinggi dan akan kita sikapi," ujar Agus seperti dilansir dari situs Sekretariat Kabinet, Jumat (1/3/2013).
Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Bambang Brodjonegoro memperkirakan kebijakan pembatasan impor komoditas hortikultura menjadi salah satu penyebab inflasi Februari yang diluar prediksi.
"Mungkin efek dari beberapa harga pangan yang regulasi impornya terganggu. Jadi semua buah dan daging jadi mahal," kata Bambang.
Untuk itu, Bambang mengharapkan adanya kebijakan lain untuk menekan inflasi, dan meminta Kementerian Pertanian untuk mengkaji dampak serta efektivitas dari kebijakan pembatasan impor tersebut.
"Kementerian Pertanian harus memperhatikan, jangan hanya terpaku pada kepentingan swasembada, tapi juga pengaruh ke inflasinya dengan melihat, kalau harga domestik jadi tinggi, yang rugi masyarakat secara keseluruhan," ujarnya.
Bambang mengatakan laju inflasi yang cukup tinggi pada dua bulan pertama tahun 2013 telah menganggu daya beli masyarakat, dan mengharapkan kondisi tersebut tidak terjadi lagi dalam beberapa bulan mendatang.
"Mudah-mudahan dalam Maret-April ini bisa dinetralisir. Secara umum (inflasi) ini karena pembatasan impor yang kurang memperhatikan kebutuhan di dalam negeri," pungkas Bambang.
(gpr)