Mesir amankan bantuan sementara IMF
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Mesir Mohamed Mursi tidak mungkin mendapat dukungan yang dibutuhkan untuk memenangkan bailout penuh dari Dana Moneter Internasional (IMF), sebelum pemilu dimulai pada April mendatang. Meski demikian, mereka dapat mengamankan bantuan sementara IMF.
Dilansir Reuters, Rabu (6/3/2013), bantuan darurat diberikan dalam pemilihan empat tahap yang dimulai pada 22 April nanti, dengan melihat sinyal komitmen Mesir untuk reformasi ekonomi dan dukungan terhadap IMF.
Kairo telah mengindikasikan akan membuka kembali pembicaraan dengan IMF untuk pinjaman sebesar USD4,8 miliar yang disepakati pada November lalu, namun tertunda setelah demonstrasi jalanan meletus pada bulan berikutnya.
Kekacauan politik telah membuat investor asing dan wisatawan pergi, yang selama ini sebagai sumber utama pendapatan untuk membayar impor gandum dan bahan bakar.
"Sebuah perjanjian interim akan menjadi kompromi antara isu-isu politik dalam negeri dan masyarakat internasional," kata Ibrahim Saif, seorang ekonom dari Carnegie Middle East Center di Beirut.
"Ini akan mengirim pesan bahwa Mesir bersedia untuk mengambil tindakan dan menyampaikan pesan bahwa kita tidak benar-benar menyerah kepada IMF," tambahnya.
Amerika Serikat, sebagai pemegang saham terbesar IMF, berkomitmen memberikan dukungan anggaran terhadap Mesir sebesar USD250 juta.
"Ini sangat penting dan mendesak, agar perekonomian Mesir kuat dan bangkit kembali. Hal ini jelas bagi kita bahwa pengaturan IMF harus dicapai. Kita perlu memberikan kepercayaan diri terhadap pasar," ujar Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.
Diketahui, cadangan devisa Mesir merosot USD13,5 miliar pada akhir Februari, dari USD36 miliar sejak revolusi pada 2011.
Dilansir Reuters, Rabu (6/3/2013), bantuan darurat diberikan dalam pemilihan empat tahap yang dimulai pada 22 April nanti, dengan melihat sinyal komitmen Mesir untuk reformasi ekonomi dan dukungan terhadap IMF.
Kairo telah mengindikasikan akan membuka kembali pembicaraan dengan IMF untuk pinjaman sebesar USD4,8 miliar yang disepakati pada November lalu, namun tertunda setelah demonstrasi jalanan meletus pada bulan berikutnya.
Kekacauan politik telah membuat investor asing dan wisatawan pergi, yang selama ini sebagai sumber utama pendapatan untuk membayar impor gandum dan bahan bakar.
"Sebuah perjanjian interim akan menjadi kompromi antara isu-isu politik dalam negeri dan masyarakat internasional," kata Ibrahim Saif, seorang ekonom dari Carnegie Middle East Center di Beirut.
"Ini akan mengirim pesan bahwa Mesir bersedia untuk mengambil tindakan dan menyampaikan pesan bahwa kita tidak benar-benar menyerah kepada IMF," tambahnya.
Amerika Serikat, sebagai pemegang saham terbesar IMF, berkomitmen memberikan dukungan anggaran terhadap Mesir sebesar USD250 juta.
"Ini sangat penting dan mendesak, agar perekonomian Mesir kuat dan bangkit kembali. Hal ini jelas bagi kita bahwa pengaturan IMF harus dicapai. Kita perlu memberikan kepercayaan diri terhadap pasar," ujar Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.
Diketahui, cadangan devisa Mesir merosot USD13,5 miliar pada akhir Februari, dari USD36 miliar sejak revolusi pada 2011.
(dmd)