Dua bulan, return reksa dana saham 10,58%
A
A
A
Sindonews.com - Kinerja rata-rata reksa dana saham dari sisi imbal hasil (return) selama dua bulan pertama tahun ini berhasil membukukan kinerja sangat positif seiring positifnya kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kinerja reksa dana saham hingga akhir Februari 2013 tercatat sebesar 10,58 persen, sedikit dibawah kinerja IHSG sebesar 11,10 persen.
Analis PT Infovesta Utama, Praska Putrantyo mengatakan bahwa positifnya kinerja reksa dana saham selama dua bulan pertama tahun ini didukung sentimen pasar, terutama dari luar negeri yang positif. "Reksa dana saham dalam dua bulan ini (Januari-Februari) lebih agresif dibanding tahun lalu," kata dia kepada Sindonews, Selasa (12/3/2013).
Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja reksa dana saham pada periode yang sama tahun lalu hanya 4,99 persen. Meski jauh di bawah kinerja rata-rata reksa dana saham tahun ini, namun kinerjanya diatas IHSG pada tahun tersebut. Kinerja IHSG pada periode tersebut tercatat 4,27 persen.
Praska menjelaskan, naiknya kinerja reksa dana saham secara signifikan pada tahun ini dipengaruhi kondisi pasar yang tengah bergairah (bullish) di Januari-Februari. Ini ditopang aliran dana asing yang masuk ke bursa Indonesia. Hingga akhir Februari 2013, aliran dana asing yang masuk ke bursa domestik mencapai Rp15,4 triliun.
Jika dibanding periode yang sama tahun lalu, aliran dana asing yang masuk ke bursa Indonesia hanya Rp1,8 triliun. "Jadi wajar sekali kalau bursa tahun ini cemerlang. Banyak dana asing yang masuk ke bursa, baik ke saham bluechips maupun second liners," imbuhnya.
Menurut Praska, sentimen positif kinerja bursa saham dalam negeri didominasi dari pasar global, diantaranya dilanjutkannya kebijakan pelonggaran kuantitatif (quantitaive easing/QE) III oleh The Fed dan menurunnya angka pengangguran, sinyal pemulihan ekonomi di Amerika dan Eropa. Faktor tersebut membawa harapan positif di bursa global, regional termasuk Indonesia.
Sementara sentimen dari dalam negeri, seperti inflasi dan BI rate tidak terlalu memberi imbas terhadap laju IHSG. Namun, laporan kinerja emiten dari dalam negeri yang sudah dipublikasikan direspon positif oleh investor.
"Investor lebih awal merespon laporan kinerja emiten dalam negeri. Meski baru beberapa, namun mayoritas saham bagus, sehingga investor tidak menunggu seluruh laporan tahun lalu keluar karena sudah meresponnya di Februari," tuturnya.
Selain kinerja reksa dana saham yang menujukkan hasil baik hingga akhir Februari, kinerja reksa dana campuran juga menujukkan hasil serupa lantaran portofolio dari reksa dana ini sebagian besar adalah saham. Tercatat kinerja rata-rata reksa dana campuran sepanjang dua bulan pertama tahun ini sebesar 6,82 persen, dua kali lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sekitar 3,82 persen.
Analis PT Infovesta Utama, Praska Putrantyo mengatakan bahwa positifnya kinerja reksa dana saham selama dua bulan pertama tahun ini didukung sentimen pasar, terutama dari luar negeri yang positif. "Reksa dana saham dalam dua bulan ini (Januari-Februari) lebih agresif dibanding tahun lalu," kata dia kepada Sindonews, Selasa (12/3/2013).
Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja reksa dana saham pada periode yang sama tahun lalu hanya 4,99 persen. Meski jauh di bawah kinerja rata-rata reksa dana saham tahun ini, namun kinerjanya diatas IHSG pada tahun tersebut. Kinerja IHSG pada periode tersebut tercatat 4,27 persen.
Praska menjelaskan, naiknya kinerja reksa dana saham secara signifikan pada tahun ini dipengaruhi kondisi pasar yang tengah bergairah (bullish) di Januari-Februari. Ini ditopang aliran dana asing yang masuk ke bursa Indonesia. Hingga akhir Februari 2013, aliran dana asing yang masuk ke bursa domestik mencapai Rp15,4 triliun.
Jika dibanding periode yang sama tahun lalu, aliran dana asing yang masuk ke bursa Indonesia hanya Rp1,8 triliun. "Jadi wajar sekali kalau bursa tahun ini cemerlang. Banyak dana asing yang masuk ke bursa, baik ke saham bluechips maupun second liners," imbuhnya.
Menurut Praska, sentimen positif kinerja bursa saham dalam negeri didominasi dari pasar global, diantaranya dilanjutkannya kebijakan pelonggaran kuantitatif (quantitaive easing/QE) III oleh The Fed dan menurunnya angka pengangguran, sinyal pemulihan ekonomi di Amerika dan Eropa. Faktor tersebut membawa harapan positif di bursa global, regional termasuk Indonesia.
Sementara sentimen dari dalam negeri, seperti inflasi dan BI rate tidak terlalu memberi imbas terhadap laju IHSG. Namun, laporan kinerja emiten dari dalam negeri yang sudah dipublikasikan direspon positif oleh investor.
"Investor lebih awal merespon laporan kinerja emiten dalam negeri. Meski baru beberapa, namun mayoritas saham bagus, sehingga investor tidak menunggu seluruh laporan tahun lalu keluar karena sudah meresponnya di Februari," tuturnya.
Selain kinerja reksa dana saham yang menujukkan hasil baik hingga akhir Februari, kinerja reksa dana campuran juga menujukkan hasil serupa lantaran portofolio dari reksa dana ini sebagian besar adalah saham. Tercatat kinerja rata-rata reksa dana campuran sepanjang dua bulan pertama tahun ini sebesar 6,82 persen, dua kali lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sekitar 3,82 persen.
(rna)