Kinerja lampaui target, harga saham diprediksi melonjak
A
A
A
Sindonews.com - Beberapa emiten diprediksi akan mengalami lonjakan harga saham setelah kinerja tahunan mereka berhasil melampaui prediksi/konsensus analis. Beberapa saham per sektor, seperti perbankan, konsumsi, maupun properti diyakini analis masih akan mengalami kenaikan harga.
Head of Research MNC Securities, Edwin Sebayang mengatakan, sektor perbankan diprediksi akan mengalami kenaikan harga saham. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) diprediksinya akan mengalami kenaikan hingga 200 persen dari harga wajar sebelumnya.
Hal tersebut disebabkan kinerja akhir tahunnya, 5,4 persen di atas ekspektasi analis. Harga saham BMRI per 11 Maret 2013, mencapai Rp9.950. "Prediksi kami untuk saham BMRI akan naik hingga 200 persen dari harga wajar sebelumnya," ujar Edwin saat dihubungi di Jakarta, Selasa (12/3/2013).
Selain itu, dia juga memprediksi harga saham sektor perbankan lainnya, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga akan sejalan dengan kenaikan harga BMRI. Sedangkan harga saham emiten yang juga cukup tinggi adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) naik 25 persen dan PT Telekomunikasi Indnesia (TLKM) naik hingga 15 persen.
Edwin menilai, kenaikan valuasi harga tersebut tergantung dari tingkat likuiditas. Hal ini dapat dipengaruhi beberapa kondisi, seperti ekepektasi dividen, aliran dana asing yang masuk, serta aliran dana kampanye yang diprediksi akan membanjiri pasar modal. "Sektor konsumsi juga akan mencatat kenaikan harga, namun tidak signifikan," ujarnya.
Menurutnya, beberapa saham lainnya yang akan mengalami kenaikan harga yaitu, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) di sektor properti, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) di sektor industri dasar. Kenaikan ini juga disebutnya sebagai stock rotation karena harga saham tersebut masih terhitung murah (under value). "Saham saham di lapis kedua juga akan segera mengalami kenaikan," tutur Edwin.
Analis Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, secara kapitalisasi tiga bank besar BMRI, BBCA, dan BBRI sudah menguasai 50 persen pasar modal di dalam negeri. Sektor yang tumbuh signifikan di akhir 2012 adalah Perbankan, Properti, dan Konsumsi.
Di sektor properti terdapat PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang mencatat pemasukan 8 persen di atas konsensus. Sedangkan sektor konsumsi ada PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) melampaui 30 persen di atas konsensus, dan PT Akasha Wira International tbk (ADES) melampaui konsensus hingga 7 kali di atasnya. "Selama asetnya masih terus tumbuh maka masih akan terhitung murah dan akan terus diburu," terangnya.
Kepala riset Recapital Securities, Pardomuan Sihombing juga mengatakan, kinerja keuangan emiten yang positif akan membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menuju 5.300. Dia juga mengatakan, tahun ini sektor perbankan masih bisa tumbuh di atas 20 persen. Sementara untuk kinerja emiten tahun ini masih dapat tumbuh 19 persen. "Target IHSG tahun ini bisa mencapai 5.300 karena dukungan laporan keuangan yang masih positif," ucap Pardomuan.
Head of Research MNC Securities, Edwin Sebayang mengatakan, sektor perbankan diprediksi akan mengalami kenaikan harga saham. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) diprediksinya akan mengalami kenaikan hingga 200 persen dari harga wajar sebelumnya.
Hal tersebut disebabkan kinerja akhir tahunnya, 5,4 persen di atas ekspektasi analis. Harga saham BMRI per 11 Maret 2013, mencapai Rp9.950. "Prediksi kami untuk saham BMRI akan naik hingga 200 persen dari harga wajar sebelumnya," ujar Edwin saat dihubungi di Jakarta, Selasa (12/3/2013).
Selain itu, dia juga memprediksi harga saham sektor perbankan lainnya, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga akan sejalan dengan kenaikan harga BMRI. Sedangkan harga saham emiten yang juga cukup tinggi adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) naik 25 persen dan PT Telekomunikasi Indnesia (TLKM) naik hingga 15 persen.
Edwin menilai, kenaikan valuasi harga tersebut tergantung dari tingkat likuiditas. Hal ini dapat dipengaruhi beberapa kondisi, seperti ekepektasi dividen, aliran dana asing yang masuk, serta aliran dana kampanye yang diprediksi akan membanjiri pasar modal. "Sektor konsumsi juga akan mencatat kenaikan harga, namun tidak signifikan," ujarnya.
Menurutnya, beberapa saham lainnya yang akan mengalami kenaikan harga yaitu, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) di sektor properti, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) di sektor industri dasar. Kenaikan ini juga disebutnya sebagai stock rotation karena harga saham tersebut masih terhitung murah (under value). "Saham saham di lapis kedua juga akan segera mengalami kenaikan," tutur Edwin.
Analis Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, secara kapitalisasi tiga bank besar BMRI, BBCA, dan BBRI sudah menguasai 50 persen pasar modal di dalam negeri. Sektor yang tumbuh signifikan di akhir 2012 adalah Perbankan, Properti, dan Konsumsi.
Di sektor properti terdapat PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang mencatat pemasukan 8 persen di atas konsensus. Sedangkan sektor konsumsi ada PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) melampaui 30 persen di atas konsensus, dan PT Akasha Wira International tbk (ADES) melampaui konsensus hingga 7 kali di atasnya. "Selama asetnya masih terus tumbuh maka masih akan terhitung murah dan akan terus diburu," terangnya.
Kepala riset Recapital Securities, Pardomuan Sihombing juga mengatakan, kinerja keuangan emiten yang positif akan membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menuju 5.300. Dia juga mengatakan, tahun ini sektor perbankan masih bisa tumbuh di atas 20 persen. Sementara untuk kinerja emiten tahun ini masih dapat tumbuh 19 persen. "Target IHSG tahun ini bisa mencapai 5.300 karena dukungan laporan keuangan yang masih positif," ucap Pardomuan.
(izz)