PTBA targetkan penjualan batu bara tumbuh 35%
A
A
A
Sindonews.com - PT Bukit Asam (Persero) Tbk sepanjang tahun 2013 menargetkan penjualan batu bara sebanyak 20,68 juta ton atau tumbuh sebesar 35 persen dibanding penjualan tahun lalu yang mencapai 15,3 juta ton.
"Rencana tahun ini pertumbuhan penjualan batu bara akan mengalami peningkatan sebesar 35 persen. Sampai saat ini sebagian sudah ada kontrak, baik domestik atau ekspor,” terang Corporate Secretary PTBA, Joko Pramono dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Joko menjelaskan, sepanjang tahun lalu perseroan telah berhasil memproduksi batu bara kualitas tinggi dengan total mencapai total 15,3 juta ton, yang sebagian besarnya untuk pasar domestik, yaitu sebanyak 8,4 juta ton atau setara 55 persen, sedangkan 6,9 juta ton atau setara 45 persennya untuk pasar ekspor.
Untuk mendukung target produksi tersebut, menurut dia, perusahaan tambang batu bara pelat merah tersebut sudah mengoleksi sejumlah kontrak baru dengan nilai total mencapai USD3,5 miliar.
“Nilai kontrak yang estimasinya sekitar USD3,5 miliar. Dengan harga saat ini sekitar USD60, ditambah penyesuaian dengan PT KAI USD10, sehingga USD70 dikali 51,8 ton menjadi USD3,5 miliar,” kata dia.
Selain itu, perseroan juga sudah melakukan penandatanganan kontrak jual beli dengan PT Indonesia Power (PT IP) yang merupakan pasokan bahan bakar PLTU Suralaya di Merak, Banten. “Hari ini kita tandatangan kontrak 51,8 juta ton batu bara dengan PT IP. Itu untuk 10 tahun,” tegas Joko.
"Rencana tahun ini pertumbuhan penjualan batu bara akan mengalami peningkatan sebesar 35 persen. Sampai saat ini sebagian sudah ada kontrak, baik domestik atau ekspor,” terang Corporate Secretary PTBA, Joko Pramono dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Joko menjelaskan, sepanjang tahun lalu perseroan telah berhasil memproduksi batu bara kualitas tinggi dengan total mencapai total 15,3 juta ton, yang sebagian besarnya untuk pasar domestik, yaitu sebanyak 8,4 juta ton atau setara 55 persen, sedangkan 6,9 juta ton atau setara 45 persennya untuk pasar ekspor.
Untuk mendukung target produksi tersebut, menurut dia, perusahaan tambang batu bara pelat merah tersebut sudah mengoleksi sejumlah kontrak baru dengan nilai total mencapai USD3,5 miliar.
“Nilai kontrak yang estimasinya sekitar USD3,5 miliar. Dengan harga saat ini sekitar USD60, ditambah penyesuaian dengan PT KAI USD10, sehingga USD70 dikali 51,8 ton menjadi USD3,5 miliar,” kata dia.
Selain itu, perseroan juga sudah melakukan penandatanganan kontrak jual beli dengan PT Indonesia Power (PT IP) yang merupakan pasokan bahan bakar PLTU Suralaya di Merak, Banten. “Hari ini kita tandatangan kontrak 51,8 juta ton batu bara dengan PT IP. Itu untuk 10 tahun,” tegas Joko.
(rna)