Tak kunjung selesai, pedagang pasar turi lapor Presiden
A
A
A
Sindonews.com - Lelah dengan carut-marutnya penyelesaian Pasar Turi Baru, para pedagang akhirnya melaporkan pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mereka berharap presiden bisa turun tangan langsung untuk menyelesaikan penderitaan pedagang yang sudah berlangsung selama enam tahun ini.
Rencananya, perwakilan pedagang akan segera berangkat ke Jakarta hari ini. Pilihan bertemu dengan presiden diambil karena Pemkot Surabaya dan investor tak segera menyelesaikan Pasar Turi Baru yang jadi harapan pedagang untuk menyambung hidup.
“Tidak ada jalan lain dalam menyikapi masalah pembangunan Pasar Turi Baru yang tak jelas kapan selesainya, kecuali lapor presiden. Demo kasar salah, demo damai juga tak digubris,” ujar Sekretaris Tim Pemulihan Pasar Turi Pasca Kebakaran (TPPTPK) Kemas A Chalim, Minggu (17/3/2013).
Ia melanjutkan, banyak jalan yang ditempuh pedagang Pasar Turi agar pasarnya segara dibangun. Sampai sekarang pembangunannya pun belum tuntas. Padahal momen Ramadan dan Lebaran tinggal menghitung bulan lagi. Mereka meminta ketegasan Wali Kota Surabaya Tri Risaharini karena menyangkut sedikitnya nasib 3.600 pedagang.
Pedagang, katanya, tak rela dibuat mainan yang dipimpong sana sini. Karena hal itu menambah kesengsaraan pedagang. Pasar Turi Baru harus dibangun secepatnya.
Salah seorang pedagang Pasar Turi lainnya Husnin Yasin mengatakan, dirinya heran kenapa masalah pembangunan Pasar Turi tak kunjung diselesaikan. Padahal, sekarang ini sudah ada pembangunan gedung berlantai IV. “Tolong kami jangan dipermainkan seperti ini terus,”
katanya.
Ia melanjutkan, sebenarnya investor boleh dibilang tidak keluar uang sepesr pun. Bahkan, kalau mereka hanya duduk manis di belakang meja pun Pasar Turi Baru bisa terbangun. Mereka pun bisa mengantongi keuntungan sekitar Rp85,5 miliar. Sebab, berdasarkan hitungan pedagang, investor Pasar Turi menjual stan ke pedagang lama Pasar Turi seharga Rp17.000.000 per meter persegi. Jika, luas stan rata-rata 2x3 atau 6 meter persegi, maka harga jual per stan tersebut mencapai sekitar Rp102 juta.
Dengan harga sebesar itu bila dikalikan jumlah pedagang Pasar Turi lama sebanyak 3.780 orang berarti uang pedagang yang masuk ke investor mencapai sekitar Rp385.560.000.000.
Uang sebanyak itu sudah bisa digunakan investor mendirikan gedung Pasar Turi baru. “Saya kira untuk mendirikan bangunan Pasar Turi baru dengan delapan lantai investor hanya butuh anggaran sekitar Rp300 miliar saja,” katanya.
Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya tetap minta pembangunan Pasar turi tepat waktu. Kalau, sebelumnya terget pembangunan empat lantai paling bawah bisa selesai sebelum puasa, maka target itulah yang harus dipenuhi investor.
“Saya minta target itu dipenuhi dulu oleh investor. Sebab, pedagang sudah dalam kondisi mengenaskan. Ada yang jatuh sakit, gila, frustasi, jatuh miskin dan ada yang bangkrut dan meninggal. Jadi kami minta pembangunannya harus tuntas sebelum Lebaran tahun ini biar pedagang bisa berjualan lagi,” jelasnya.
Rencananya, perwakilan pedagang akan segera berangkat ke Jakarta hari ini. Pilihan bertemu dengan presiden diambil karena Pemkot Surabaya dan investor tak segera menyelesaikan Pasar Turi Baru yang jadi harapan pedagang untuk menyambung hidup.
“Tidak ada jalan lain dalam menyikapi masalah pembangunan Pasar Turi Baru yang tak jelas kapan selesainya, kecuali lapor presiden. Demo kasar salah, demo damai juga tak digubris,” ujar Sekretaris Tim Pemulihan Pasar Turi Pasca Kebakaran (TPPTPK) Kemas A Chalim, Minggu (17/3/2013).
Ia melanjutkan, banyak jalan yang ditempuh pedagang Pasar Turi agar pasarnya segara dibangun. Sampai sekarang pembangunannya pun belum tuntas. Padahal momen Ramadan dan Lebaran tinggal menghitung bulan lagi. Mereka meminta ketegasan Wali Kota Surabaya Tri Risaharini karena menyangkut sedikitnya nasib 3.600 pedagang.
Pedagang, katanya, tak rela dibuat mainan yang dipimpong sana sini. Karena hal itu menambah kesengsaraan pedagang. Pasar Turi Baru harus dibangun secepatnya.
Salah seorang pedagang Pasar Turi lainnya Husnin Yasin mengatakan, dirinya heran kenapa masalah pembangunan Pasar Turi tak kunjung diselesaikan. Padahal, sekarang ini sudah ada pembangunan gedung berlantai IV. “Tolong kami jangan dipermainkan seperti ini terus,”
katanya.
Ia melanjutkan, sebenarnya investor boleh dibilang tidak keluar uang sepesr pun. Bahkan, kalau mereka hanya duduk manis di belakang meja pun Pasar Turi Baru bisa terbangun. Mereka pun bisa mengantongi keuntungan sekitar Rp85,5 miliar. Sebab, berdasarkan hitungan pedagang, investor Pasar Turi menjual stan ke pedagang lama Pasar Turi seharga Rp17.000.000 per meter persegi. Jika, luas stan rata-rata 2x3 atau 6 meter persegi, maka harga jual per stan tersebut mencapai sekitar Rp102 juta.
Dengan harga sebesar itu bila dikalikan jumlah pedagang Pasar Turi lama sebanyak 3.780 orang berarti uang pedagang yang masuk ke investor mencapai sekitar Rp385.560.000.000.
Uang sebanyak itu sudah bisa digunakan investor mendirikan gedung Pasar Turi baru. “Saya kira untuk mendirikan bangunan Pasar Turi baru dengan delapan lantai investor hanya butuh anggaran sekitar Rp300 miliar saja,” katanya.
Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya tetap minta pembangunan Pasar turi tepat waktu. Kalau, sebelumnya terget pembangunan empat lantai paling bawah bisa selesai sebelum puasa, maka target itulah yang harus dipenuhi investor.
“Saya minta target itu dipenuhi dulu oleh investor. Sebab, pedagang sudah dalam kondisi mengenaskan. Ada yang jatuh sakit, gila, frustasi, jatuh miskin dan ada yang bangkrut dan meninggal. Jadi kami minta pembangunannya harus tuntas sebelum Lebaran tahun ini biar pedagang bisa berjualan lagi,” jelasnya.
(gpr)