Minyak di Asia mixed akibat kekhawatiran Siprus
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini mixed, menyusul kekhawatiran default oleh Bank Sentral Eropa (ECB) yang mengancam akan menghentikan dana pinjaman jika kesepakatan bailout baru Siprus tidak ditemukan.
Dilansir Global Post, Jumat (22/3/2013), kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei menambah 11 sen menjadi USD92,56 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei turun dua sen menjadi USD107,45 pada pertengahan perdagangan pagi.
Penarikan dukungan Bank Sentral Eropa untuk bank Siprus dapat menyebabkan investor dan nasabah menarik uang tunai mereka, yang mengakibatkan sistem keuangan di pulau tersebut runtuh.
Analis takut hal ini dapat menular ke zona euro, yang sudah bergulat dengan krisis utang, termasuk negara-negara besar Spanyol dan Italia.
"Bencana Siprus telah mengundang pertanyaan besar tentang jalan zona euro untuk pemulihan yang akan dimulai tahun ini," kata Jason Hughes, kepala manajemen klien premium dari IG Markets di Singapura.
"Krisis full-blown kembali merayap ke daftar skenario, itu berarti resesi juga kembali pada kartu," tambahnya.
Sentimen semakin tertekan oleh data yang menunjukkan aktivitas bisnis swasta di zona euro menyentuh level terendah dalam empat bulan hingga Maret 2013.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) yang diterbitkan Markit berbasis di London, turun menjadi 46,5 poin pada Maret, melawan 47,9 poin pada Februari. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan, hasil di bawahnya dianggap kontraksi.
Data aktivitas bisnis PMI juga menunjukkan bahwa ekonomi Jerman, sebagai pendorong utama pertumbuhan Eropa, mulai terpengaruh masalah di seluruh benua.
"Banyak harapan yang disematkan ke Jerman untuk mengangkat daerah keluar dari kesedihan," komentar DBS Group Research.
Dilansir Global Post, Jumat (22/3/2013), kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei menambah 11 sen menjadi USD92,56 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei turun dua sen menjadi USD107,45 pada pertengahan perdagangan pagi.
Penarikan dukungan Bank Sentral Eropa untuk bank Siprus dapat menyebabkan investor dan nasabah menarik uang tunai mereka, yang mengakibatkan sistem keuangan di pulau tersebut runtuh.
Analis takut hal ini dapat menular ke zona euro, yang sudah bergulat dengan krisis utang, termasuk negara-negara besar Spanyol dan Italia.
"Bencana Siprus telah mengundang pertanyaan besar tentang jalan zona euro untuk pemulihan yang akan dimulai tahun ini," kata Jason Hughes, kepala manajemen klien premium dari IG Markets di Singapura.
"Krisis full-blown kembali merayap ke daftar skenario, itu berarti resesi juga kembali pada kartu," tambahnya.
Sentimen semakin tertekan oleh data yang menunjukkan aktivitas bisnis swasta di zona euro menyentuh level terendah dalam empat bulan hingga Maret 2013.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) yang diterbitkan Markit berbasis di London, turun menjadi 46,5 poin pada Maret, melawan 47,9 poin pada Februari. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan, hasil di bawahnya dianggap kontraksi.
Data aktivitas bisnis PMI juga menunjukkan bahwa ekonomi Jerman, sebagai pendorong utama pertumbuhan Eropa, mulai terpengaruh masalah di seluruh benua.
"Banyak harapan yang disematkan ke Jerman untuk mengangkat daerah keluar dari kesedihan," komentar DBS Group Research.
(dmd)