China akan kurangi peran negara dalam ekonomi
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri China baru, Li Keqiang mengatakan, pemerintah pusat akan mengurangi peran negara di bidang ekonomi.
Pemerintah China mendorong swasta dan kekuatan pasar memainkan peran lebih besar dalam ekonomi. Pergeseran kebijakan utama ini dimaksudkan untuk meningkatkan kehidupan kelas menengah dan membuat China menjadi pesaing kuat di pasar global.
Kemarin, pemerintah China mengeluarkan serangkaian proposal kebijakan yang menunjukkan, bahwa Li dan para pemimpin lainnya serius mengurangi intervensi pemerintah di pasar dan memberikan persaingan antara perusahaan swasta dalam keputusan investasi serta pengaturan harga.
Apakah Beijing dapat merestrukturisasi ekonomi yang benar-benar kecanduan kredit negara dan arahan pemerintah tidak jelas? Analis melihat pengumuman itu tanda-tanda kuat bahwa pembuat kebijakan top serius dalam pembenahan model pertumbuhan bangsa.
"Ini adalah hal yang benar-benar radikal," kata Stephen Green, pegamat ekonomi China dari bank Standard Chartered, seperti dilansir dari Economic Times, Sabtu (25/5/2013).
"Orang-orang telah berbicara tentang hal ini untuk waktu yang lama, tapi sekarang kita mendapatkan agenda reformasi jelas diucapkan dari atas," tambahnya.
Para pemimpin China berada di bawah tekanan besar untuk mengubah kebijakan karena pertumbuhan melambat. Bulan ini, aktivitas manufaktur mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan (menurut survei independen HSBC).
"Ada cukup banyak pesan yang datang dari para pemimpin baru. Mereka menyadari jika terus menunda reformasi, ekonomi bisa berada dalam kesulitan besar," ujar Huang Yiping, kepala ekonom untuk negara berkembang di Asia dari bank Barclays.
Pemerintah China mendorong swasta dan kekuatan pasar memainkan peran lebih besar dalam ekonomi. Pergeseran kebijakan utama ini dimaksudkan untuk meningkatkan kehidupan kelas menengah dan membuat China menjadi pesaing kuat di pasar global.
Kemarin, pemerintah China mengeluarkan serangkaian proposal kebijakan yang menunjukkan, bahwa Li dan para pemimpin lainnya serius mengurangi intervensi pemerintah di pasar dan memberikan persaingan antara perusahaan swasta dalam keputusan investasi serta pengaturan harga.
Apakah Beijing dapat merestrukturisasi ekonomi yang benar-benar kecanduan kredit negara dan arahan pemerintah tidak jelas? Analis melihat pengumuman itu tanda-tanda kuat bahwa pembuat kebijakan top serius dalam pembenahan model pertumbuhan bangsa.
"Ini adalah hal yang benar-benar radikal," kata Stephen Green, pegamat ekonomi China dari bank Standard Chartered, seperti dilansir dari Economic Times, Sabtu (25/5/2013).
"Orang-orang telah berbicara tentang hal ini untuk waktu yang lama, tapi sekarang kita mendapatkan agenda reformasi jelas diucapkan dari atas," tambahnya.
Para pemimpin China berada di bawah tekanan besar untuk mengubah kebijakan karena pertumbuhan melambat. Bulan ini, aktivitas manufaktur mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan (menurut survei independen HSBC).
"Ada cukup banyak pesan yang datang dari para pemimpin baru. Mereka menyadari jika terus menunda reformasi, ekonomi bisa berada dalam kesulitan besar," ujar Huang Yiping, kepala ekonom untuk negara berkembang di Asia dari bank Barclays.
(dmd)