Harga bawang pengaruhi inflasi DIY
A
A
A
Sindonews.com - Melejitnya harga bawang merah dan bawang putih di DI Yogyakarta (DIY), membawa dampak terhadap inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat, inflasi DIY pada Maret 2013 mencapai 0,79 persen. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan inflasi Februari.
Kepala BPS DIY, Wien Kusdiatmono mengatakan, komoditas bawang merah dan putih banyak dibutuhkan masyarakat. Akibatnya saat harga naik, permintaan juga tetap tinggi. "Sepertinya banyak bisnis kuliner yang terpengaruh kenaikan harga bawang ini," katanya, Senin (1/4/2013).
Menurut Wien, bawang merah naik sekitar 95,26 persen dengan andil 0,34 persen dan bawang putih naik 42,69 dengan andil 0,27 persen. Selain itu inflasi juga ditopang dari kenaikan upah tukang bukan mandor, dengan andil 0,06 persen. Kemudian jeruk, cabai rawit, dan nangka muda juga memberikan andil 0,4 persen terhadap inflasi DIY.
Selain itu, lanjut dia, adanya kenaikan angkutan udara yang naik 5,78 persen dengan andil 0,03 persen, buah apel dan pisang sebesar 0,02 persen. Sedangkan produk yang memberikan andil menurunnya inflasi DIY yaitu telur ayam ras yang harganya turun 9,86 persen, bayam, beras emas perhiasan, hingga cabai merah dan sayuran.
Dilihat dari kelompok pengeluaran, hanya kelompo sandang saja yang turun 0,47 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan jadi naik 3,08, makanan padi, minuman rokok naik 0,14 persen, perumahan air listrik dan gas 0,45 persen. Kelompok kesehatan juga naik 0,29, pendidikan rekreasi dan olahraga naik 0,13 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,26 persen.
"Inflasi ini masih tinggi tetapi dibanding Februari sudah turun," tuturnya.
Sementara itu, tim pengendali inflasi daerah (TPID) DIY sudah memprediksi penurunan nilai inflasi pada Maret. Menyusul harga beras, telur dan beberapa bahan makanan lain. Apalagi pada Februari terjadi peningkata inflasi sebagai pengaruh dari kebijakan penentuan tarif dasar listrik (TDL).
"Hampir sama dengan prediksi dari TPID," ujar peneliti Bank Indonesia Provinsi DIY, Rakhmat Pratama.
TPID, lanjut Rahmat, juga terus melakukan pantauan terhadap harga bawang merah dan putih di pasaran. Sepanjang Maret 2013, harga bawang terkerek cukup tinggi. Bahkan kenaikan komoditas ini mencapai 0,63 persen, mendominasi dari inflasi keseluruhan yang mencapai 0,79 persen.
Kepala BPS DIY, Wien Kusdiatmono mengatakan, komoditas bawang merah dan putih banyak dibutuhkan masyarakat. Akibatnya saat harga naik, permintaan juga tetap tinggi. "Sepertinya banyak bisnis kuliner yang terpengaruh kenaikan harga bawang ini," katanya, Senin (1/4/2013).
Menurut Wien, bawang merah naik sekitar 95,26 persen dengan andil 0,34 persen dan bawang putih naik 42,69 dengan andil 0,27 persen. Selain itu inflasi juga ditopang dari kenaikan upah tukang bukan mandor, dengan andil 0,06 persen. Kemudian jeruk, cabai rawit, dan nangka muda juga memberikan andil 0,4 persen terhadap inflasi DIY.
Selain itu, lanjut dia, adanya kenaikan angkutan udara yang naik 5,78 persen dengan andil 0,03 persen, buah apel dan pisang sebesar 0,02 persen. Sedangkan produk yang memberikan andil menurunnya inflasi DIY yaitu telur ayam ras yang harganya turun 9,86 persen, bayam, beras emas perhiasan, hingga cabai merah dan sayuran.
Dilihat dari kelompok pengeluaran, hanya kelompo sandang saja yang turun 0,47 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan jadi naik 3,08, makanan padi, minuman rokok naik 0,14 persen, perumahan air listrik dan gas 0,45 persen. Kelompok kesehatan juga naik 0,29, pendidikan rekreasi dan olahraga naik 0,13 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,26 persen.
"Inflasi ini masih tinggi tetapi dibanding Februari sudah turun," tuturnya.
Sementara itu, tim pengendali inflasi daerah (TPID) DIY sudah memprediksi penurunan nilai inflasi pada Maret. Menyusul harga beras, telur dan beberapa bahan makanan lain. Apalagi pada Februari terjadi peningkata inflasi sebagai pengaruh dari kebijakan penentuan tarif dasar listrik (TDL).
"Hampir sama dengan prediksi dari TPID," ujar peneliti Bank Indonesia Provinsi DIY, Rakhmat Pratama.
TPID, lanjut Rahmat, juga terus melakukan pantauan terhadap harga bawang merah dan putih di pasaran. Sepanjang Maret 2013, harga bawang terkerek cukup tinggi. Bahkan kenaikan komoditas ini mencapai 0,63 persen, mendominasi dari inflasi keseluruhan yang mencapai 0,79 persen.
(izz)