Pasar modern BSD jadi acuan revitalisasi
A
A
A
Sindonews.com - Pedagang di sejumlah pasar modern BSD, Kota Tangsel diminta mengedepankan kebersihan dan kesehatan. Hal tersebut untuk meningkatkan daya jual beli konsumen.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina mengatakan, ada beberapa parameter yang membedakan Pasar BSD dengan pasar tradisional.
Pasar ini dapat menjadi acuan dalam hal pembangunan fisik maupun pengelolaan pasar tradisional. "Bentuk bangunan yang permanen serta pengaturan zoning yang jelas. Kedua, sistem pengelolaan yang teratur dan modern, komputerisasi, sistem keamanan yang ketat. Ketiga, Sumber Daya Manusia yang berkualitas," ungkapnya di Pasar Moder BSD, Kota Tangsel, Jumat (5/4/2013).
Menurutnya, pada 2012, jumlah pasar percontohan yang dikembangkan menjadi 20 lokasi dan pada tahun ini, jumlahnya kembali bertambah sebanyak 23 lokasi. Salah satunya pasar modern BSD.
"Dengan membandingkan konsep pembangunan dan pengelolaan yang telah diterapkan Pasar BSD dan pasar percontohan, diharapkan program pengembangan revitalisasi pasar tradisional dapat berhasil secara optimal," ujarnya.
Untuk Kota Tangsel, kata dia, pasar Ciputat bakal di revitalisasi. Namun, sebelumnya, harus melihat administrasi lokasi. Apakah bermasalah dengan lahannya atau tidak. "Kami akan melihat dahulu keberadaan pasar akan direvitalisasi," katanya.
Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany menuturkan, permasalahan pasar tradisional masih terkendala belum diserahterimakannya aset dari Kabupaten Tangerang. "Saya berharap aset pasar tradisional pada November ini diserahkan kepada Pemkot Tangsel," ujarnya.
Dia mengungkapkan, jumlah pasar tradisonal di Kota Tangsel ada enam pasar yang belum diserahkan untuk dikelola Pemkot Tangsel. Yakni, Pasar Ciputat, Serpong, Jombang, Cimanggis, Cireundeu, dan pasar Bintaro.
Sedangkan salah satu pasar yang sedang dibangun Pemkot Tangsel yakni Pasar Jengkol yang berada di kecamatan Setu. "Kalau sudah diserahterimakan aset pasar tradisional, kami bakal merevitalisasi. Untuk pasar Jengkol saat ini sedang dalam pembangunan," terang Airin.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina mengatakan, ada beberapa parameter yang membedakan Pasar BSD dengan pasar tradisional.
Pasar ini dapat menjadi acuan dalam hal pembangunan fisik maupun pengelolaan pasar tradisional. "Bentuk bangunan yang permanen serta pengaturan zoning yang jelas. Kedua, sistem pengelolaan yang teratur dan modern, komputerisasi, sistem keamanan yang ketat. Ketiga, Sumber Daya Manusia yang berkualitas," ungkapnya di Pasar Moder BSD, Kota Tangsel, Jumat (5/4/2013).
Menurutnya, pada 2012, jumlah pasar percontohan yang dikembangkan menjadi 20 lokasi dan pada tahun ini, jumlahnya kembali bertambah sebanyak 23 lokasi. Salah satunya pasar modern BSD.
"Dengan membandingkan konsep pembangunan dan pengelolaan yang telah diterapkan Pasar BSD dan pasar percontohan, diharapkan program pengembangan revitalisasi pasar tradisional dapat berhasil secara optimal," ujarnya.
Untuk Kota Tangsel, kata dia, pasar Ciputat bakal di revitalisasi. Namun, sebelumnya, harus melihat administrasi lokasi. Apakah bermasalah dengan lahannya atau tidak. "Kami akan melihat dahulu keberadaan pasar akan direvitalisasi," katanya.
Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany menuturkan, permasalahan pasar tradisional masih terkendala belum diserahterimakannya aset dari Kabupaten Tangerang. "Saya berharap aset pasar tradisional pada November ini diserahkan kepada Pemkot Tangsel," ujarnya.
Dia mengungkapkan, jumlah pasar tradisonal di Kota Tangsel ada enam pasar yang belum diserahkan untuk dikelola Pemkot Tangsel. Yakni, Pasar Ciputat, Serpong, Jombang, Cimanggis, Cireundeu, dan pasar Bintaro.
Sedangkan salah satu pasar yang sedang dibangun Pemkot Tangsel yakni Pasar Jengkol yang berada di kecamatan Setu. "Kalau sudah diserahterimakan aset pasar tradisional, kami bakal merevitalisasi. Untuk pasar Jengkol saat ini sedang dalam pembangunan," terang Airin.
(izz)