Kinerja reksa dana pendapatan tetap tertekan

Selasa, 09 April 2013 - 12:32 WIB
Kinerja reksa dana pendapatan...
Kinerja reksa dana pendapatan tetap tertekan
A A A
Sindonews.com - Kinerja rata-rata reksa dana pendapaatan tetap dari sisi imbal hasil (return) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini menurun jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data PT Infovesta Utama, return rata-rata reksa dana pendapatan tetap pada kuartal I tahun ini tercatat hanya 0,55 persen, di bawah kuartal I tahun lalu yang mencapai 2,04 persen.

Analis riset PT Infovesta Utama, Vilia Wati menjelaskan, tertekannya kinerja reksa dana pendapatan tetap tersebut akibat tertekannya kinerja obligasi, baik pemerintah maupun korporasi yang lebih rendah dibanding kuartal I/2012.

"Bahkan, kinerja indeks obligasi pemerintah berkinerja negatif, meskipun hanya turun tipis, yaitu sebesar minus 0,07 persen," kata dia kepada Sindonews, belum lama ini.

Sementara indeks obligasi pemerintah pada kuartal I/2012 tercatat sebesar 2,45. Sedangkan, indeks obligasi korporasi juga menurun dari 2,63 persen pada akhir Maret tahun lalu menjadi hanya 1,68 persen pada akhir Maret tahun ini.

Jika dibanding kinerja rata-rata reksa dana saham dan campuran, kinerja reksa dana pendapatan tetap cenderung menyusut. Pada periode yang sama, dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 14,46 persen, reksa dana saham berhasil membukukan kinerja melampaui IHSG, yakni sebesar 15,23 persen dan reksa dana campuran sebesar 9,38.

Kinerja dua jenis reksa dana ini, jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menunjukkan kenaikan signifikan. Pada kuartal I tahun lalu, dengan kinerja IHSG 7,84 persen, kinerja reksa dana saham tercatat 8,5 persen dan reksa dana campuran 5,99 persen.

Adapun sentimen yang mempengaruhi kinerja reksa dana pada tiga bulan pertama tahun ini, menurut Vilia adalah kelanjutan program pembelian obligasi AS, masalah bailout Bank Siprus, kebuntuan politik di Italia akibat hasil pemilu yang belum ada kepastian.

"Sementara sentimen yang berasal dari dalam negeri, antara lain ekspektasi laporan keuangan, inflasi, dan defisit neraca perdagangan," ujarnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9285 seconds (0.1#10.140)