Pedagang di Solo bingung harga buah melejit
A
A
A
Sindonews.com - Pembatasan buah impor pada sejumlah komoditas buah membuat harga buah lokal melejit. Misalnya, di Pasar Gede, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) kenaikan buah lokal hingga 80 persen.
Kebijakan pemerintah yang diterapkan sejak awal 2013 ini sangat berdampak pada harga buah lokal. Di pasar tersebut kini sulit ditemukan buah impor. Hampir semua buah yang dijual adalah buah lokal.
Pembatasan buah impor ini sangat dirasakan pada jenis buah apel lokal yang harganya naik hingga 80 persen dari yang sebelumnya Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per kilogram (kg), kini mencapi Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per kg.
Sementara, jeruk lokal mencapai Rp20 ribu sampai Rp25 ribu per kg. Padahal sebelumnya hanya Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per kg. Begitu juga dnegan buah belimbing yang semula Rp7 ribu hingga Rp8 ribu per kg kini menjadi Rp13 ribu per kg.
Nardi, salah satu penjual buah di pasar tersebut mengaku, kenaikan ini terus terjadi pada buah lokal, padahal kualitas buah lokal jauh jika dibandingkan dengan buah impor. "Sehingga pembeli pun berkurang," katanya, Jumat (12/4/2013).
Meski demikian, dia merasa beruntung karena masih bisa mendapatkan barang, sementara penjual eceran lain justru kesulitan mendapatkan barang seperti apel dan pisang.
Harga yang tidak menentu membuat para penjual buah kesulitan dalam menentukan harga. Mereka mengaku kebingungan karena selisih antar distributor bisa mencapai Rp50 ribu.
Jika pemerintah tetap membatasi buah impor, mereka meminta pemerintah bisa menstabilkan harga buah lokal. sehingga penjual pun tidak ditinggalkan oleh para pembeli.
Kebijakan pemerintah yang diterapkan sejak awal 2013 ini sangat berdampak pada harga buah lokal. Di pasar tersebut kini sulit ditemukan buah impor. Hampir semua buah yang dijual adalah buah lokal.
Pembatasan buah impor ini sangat dirasakan pada jenis buah apel lokal yang harganya naik hingga 80 persen dari yang sebelumnya Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per kilogram (kg), kini mencapi Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per kg.
Sementara, jeruk lokal mencapai Rp20 ribu sampai Rp25 ribu per kg. Padahal sebelumnya hanya Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per kg. Begitu juga dnegan buah belimbing yang semula Rp7 ribu hingga Rp8 ribu per kg kini menjadi Rp13 ribu per kg.
Nardi, salah satu penjual buah di pasar tersebut mengaku, kenaikan ini terus terjadi pada buah lokal, padahal kualitas buah lokal jauh jika dibandingkan dengan buah impor. "Sehingga pembeli pun berkurang," katanya, Jumat (12/4/2013).
Meski demikian, dia merasa beruntung karena masih bisa mendapatkan barang, sementara penjual eceran lain justru kesulitan mendapatkan barang seperti apel dan pisang.
Harga yang tidak menentu membuat para penjual buah kesulitan dalam menentukan harga. Mereka mengaku kebingungan karena selisih antar distributor bisa mencapai Rp50 ribu.
Jika pemerintah tetap membatasi buah impor, mereka meminta pemerintah bisa menstabilkan harga buah lokal. sehingga penjual pun tidak ditinggalkan oleh para pembeli.
(izz)