Strategi pertumbuhan ekonomi Uni Eropa gagal
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan Uni Eropa mengakui strategi pertumbuhan ekonomi di wilayahnya gagal, kecuali langkah berani diambil guna pemulihan ekonomi yang stagnan.
"Sebagian besar negara Eropa menderita interaksi yang saling menjadikan keuntungan produktivitas terbatas, deleveraging berlarut-larut, sektor perbankan lemah dan harga relatif terdistorsi," kata studi yang dilakukan media Bruegel, seperti dilansir dari The Irish Times, Sabtu (13/4/2013)
"Kombinasi ini memberikan kontribusi melemahnya pertumbuhan ekonomi. Ini sebagai gambaran gelap yang menyerukan tindakan kebijakan yang berani secara signifikan melampaui apa yang saat ini sedang dilakukan," tambahnya.
Dalam 30 tahun lalu, output dari negara-negara yang membentuk Uni Eropa sampai ekspansi 2004 adalah 15 persen lebih tinggi dari Amerika Serikat, kemungkinan menjadi 17 persen lebih rendah pada 2017.
Hal ini karena produktivitas di Eropa telah jatuh sejak 2007, di mana pasar tenaga kerja lambat bereaksi terhadap siklus ekonomi dan ekonomi lebih terfokus pada imitasi dari inovasi.
Sebanyak 17 negara yang menggunakan mata uang euro berada dalam resesi tahun lalu dan akan berkontraksi lebih lanjut tahun ini, akibat krisis utang.
"Sebagian besar negara Eropa menderita interaksi yang saling menjadikan keuntungan produktivitas terbatas, deleveraging berlarut-larut, sektor perbankan lemah dan harga relatif terdistorsi," kata studi yang dilakukan media Bruegel, seperti dilansir dari The Irish Times, Sabtu (13/4/2013)
"Kombinasi ini memberikan kontribusi melemahnya pertumbuhan ekonomi. Ini sebagai gambaran gelap yang menyerukan tindakan kebijakan yang berani secara signifikan melampaui apa yang saat ini sedang dilakukan," tambahnya.
Dalam 30 tahun lalu, output dari negara-negara yang membentuk Uni Eropa sampai ekspansi 2004 adalah 15 persen lebih tinggi dari Amerika Serikat, kemungkinan menjadi 17 persen lebih rendah pada 2017.
Hal ini karena produktivitas di Eropa telah jatuh sejak 2007, di mana pasar tenaga kerja lambat bereaksi terhadap siklus ekonomi dan ekonomi lebih terfokus pada imitasi dari inovasi.
Sebanyak 17 negara yang menggunakan mata uang euro berada dalam resesi tahun lalu dan akan berkontraksi lebih lanjut tahun ini, akibat krisis utang.
(dmd)