Minyak Asia anjlok akibat PDB China melambat
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini turun tajam, setelah laporan ekonomi China pada kuartal pertama (Q1) 2013 datang di bawah ekspektasi. Laporan ini diyakini para analis akan menyebabkan permintaan global melemah.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei kembali turun USD2,55 ke USD88,74 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei, turun USD2,04 ke USD101,07.
Sebelumnya, pada perdagangan pagi, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei turun USD1,63 ke USD89,66 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei, turun USD1,39 menjadi USD101,72.
"PDB (produk domestik bruto) China yang datang sedikit di bawah ekspektasi memiliki dampak negatif terhadap harga minyak," kata Jason Hughes, kepala perdagangan penjualan CMC Markets, Singapura, seperti dilansir Global Post, Senin (15/4/2013).
Seperti diketahui, Biro Statistik Nasional China melaporkan, PDB melambat menjadi 7,7 persen pada kuartal pertama tahun ini. Hasil tersebut meleset dari perkiraan median 8,0 persen dalam jajak pendapat yang dilakukan terhadap 12 ekonom. Di mana ekonomi tumbuh 7,9 persen pada kuartal keempat tahun lalu.
"Data makro ekonomi China yang merupakan tokoh penting, mungkin berpengaruh turun lebih dari satu dolar," kata Shailaja Nair, direktur editorial untuk Asia dari asosiasi informasi pasar penyedia energi, Platts.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei kembali turun USD2,55 ke USD88,74 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei, turun USD2,04 ke USD101,07.
Sebelumnya, pada perdagangan pagi, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei turun USD1,63 ke USD89,66 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei, turun USD1,39 menjadi USD101,72.
"PDB (produk domestik bruto) China yang datang sedikit di bawah ekspektasi memiliki dampak negatif terhadap harga minyak," kata Jason Hughes, kepala perdagangan penjualan CMC Markets, Singapura, seperti dilansir Global Post, Senin (15/4/2013).
Seperti diketahui, Biro Statistik Nasional China melaporkan, PDB melambat menjadi 7,7 persen pada kuartal pertama tahun ini. Hasil tersebut meleset dari perkiraan median 8,0 persen dalam jajak pendapat yang dilakukan terhadap 12 ekonom. Di mana ekonomi tumbuh 7,9 persen pada kuartal keempat tahun lalu.
"Data makro ekonomi China yang merupakan tokoh penting, mungkin berpengaruh turun lebih dari satu dolar," kata Shailaja Nair, direktur editorial untuk Asia dari asosiasi informasi pasar penyedia energi, Platts.
(dmd)