April, inflasi Yogyakarta diprediksi turun
A
A
A
Sindonews.com - Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) DIY memprediksi inflasi di Kota Yogyakarta pada April ini diprediksi lebih rendah, antara 0,05-0,25 persen. Alasannya, produksi dan pasokan bahan makanan cukup melimpah.
“Kita yakin inflasi April akan rendah, jauh dari Maret,” jelas Ketua Tim Teknis TPID DIY, Djoko Raharto di Yogyakarta, Kamis (18/4/2013).
Pada Maret lalu, inflasi di Kota Pelajar ini mencapai 0,79 persen. Angka ini terus menurun seiring membaiknya perkembangan harga dan kondisi pasar. Apalagi produksi dan pasokan bahan makanan yang membaik, dengan permintaan yang terjaga. Selain itu, ekpektasi pasar juga positif dan tidak banyak aksi spekulan.
“Harga emas internasional juga turun, ini juga akan berpengaruh terhadap barang umum di pasaran,” jelasnya.
TPID DIY, lanjut Djoko, terus melakukan survey ke pasar tradisional yang ada di DIY. Khususnya untuk memantau kelompok bahan makanan dan kelompok sandang, di mana harga-harganya cenderung menurun.
Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami penurunan harga dan memiliki bobot inflasi yang cukup besar, seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, dan bawang putih, serta beberapa komoditas sayuran lainnya.
Produksi padi saat ini cukup baik, dengan luasan areal panen dan produktivitas yang baik. Bulog mampu menyerap hasil panen sampai dengan 600 ton per hari. Penyaluran raskin juga cukup lancar dan mampu mempengaruhi kestabilan harga beras di pasar.
Penurunan harga emas dan perhiasan, juga berpengaruh terhadap harga untuk kelompok sandang. “Penurunan harga emas, juga mmeberikan bobotnya yang cukup besar,” ujarnya.
Sementara itu, Humas Bank Indonesia Rahmat Pratama menambahkan, terkait masalah solar, secara umum pasokan masih lancar dan tersedia. Namun dengan mempertimbangkan kuota yang harus dijaga, perlu pengaturan distribusi.
Untuk itulah masyarakat yang mengkonsumsi, harus melakukan secara bijak dan terukur. Kendaraan pribadi diimbau untuk memanfaatkan solar non subsidi ataupun pertamina dex. “Itu solusi agar masalah solar tidak menjadikan permasalahan,” tegasnya.
“Kita yakin inflasi April akan rendah, jauh dari Maret,” jelas Ketua Tim Teknis TPID DIY, Djoko Raharto di Yogyakarta, Kamis (18/4/2013).
Pada Maret lalu, inflasi di Kota Pelajar ini mencapai 0,79 persen. Angka ini terus menurun seiring membaiknya perkembangan harga dan kondisi pasar. Apalagi produksi dan pasokan bahan makanan yang membaik, dengan permintaan yang terjaga. Selain itu, ekpektasi pasar juga positif dan tidak banyak aksi spekulan.
“Harga emas internasional juga turun, ini juga akan berpengaruh terhadap barang umum di pasaran,” jelasnya.
TPID DIY, lanjut Djoko, terus melakukan survey ke pasar tradisional yang ada di DIY. Khususnya untuk memantau kelompok bahan makanan dan kelompok sandang, di mana harga-harganya cenderung menurun.
Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami penurunan harga dan memiliki bobot inflasi yang cukup besar, seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, dan bawang putih, serta beberapa komoditas sayuran lainnya.
Produksi padi saat ini cukup baik, dengan luasan areal panen dan produktivitas yang baik. Bulog mampu menyerap hasil panen sampai dengan 600 ton per hari. Penyaluran raskin juga cukup lancar dan mampu mempengaruhi kestabilan harga beras di pasar.
Penurunan harga emas dan perhiasan, juga berpengaruh terhadap harga untuk kelompok sandang. “Penurunan harga emas, juga mmeberikan bobotnya yang cukup besar,” ujarnya.
Sementara itu, Humas Bank Indonesia Rahmat Pratama menambahkan, terkait masalah solar, secara umum pasokan masih lancar dan tersedia. Namun dengan mempertimbangkan kuota yang harus dijaga, perlu pengaturan distribusi.
Untuk itulah masyarakat yang mengkonsumsi, harus melakukan secara bijak dan terukur. Kendaraan pribadi diimbau untuk memanfaatkan solar non subsidi ataupun pertamina dex. “Itu solusi agar masalah solar tidak menjadikan permasalahan,” tegasnya.
(gpr)