Solar langka, masa tanam padi di Ciamis tertunda
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah petani di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat (Jabar) mengeluh terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Karena traktor milik kelompok tani tidak bisa beroperasi.
Padahal, saat ini para petani sedang mengejar target masa tanam agar saat panen tidak dilanda musim kemarau. "Karena solarnya langka, otomatis traktor kami tidak bisa beroperasi. Akibatnya, masa tanam padi di wilayah kami mengalami keterlambatan lagi," ujar Yayat Ruhyat, petani Lingkungan Dewasari, Ciamis, Kamis (18/4/2013).
Dia menyesal lantaran tidak menyediakan stok solar dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, dua hari lalu, solar masih bisa dibeli di wilayah Cijuengjing baik di pangkalan eceran maupun di SPBU. "Hari ini saya mencari ke Cijuengjing dan ke Ciamis Kota semuanya tidak ada yang melayani pembelian solar. Mereka bilang, sedang kosong," tuturnya.
Ketua Kelompok Tani Balebat III Dewasari, Ujang Saepudin membenarkan, akibat kelangkaan solar proses pembajakan sawah garapan sekitar 10 hektare (ha) di bawah binaan kelompok tani Balebat di Dewasari, Cijeungjing, Ciamis terhenti total. "Dari total luas area 10 hektare, baru 2.800 meter persegi saja yang sudah di bajak traktor. Sisanya, masih dibiarkan kosong karena tidak ada traktor yang beroperasi karena tidak ada solar," jelas Ujang.
Kondisi serupa juga dilami puluhan petani di wilayah Ar-Risalah, Cijantung Ciamis. Ujang menuturkan, semua petani mengeluhkan tidak bisa membajak sawah mereka karena tidak ada solar untuk menghidupkan traktor.
"Padahal, jika musim tanam tidak selesai pada bulan ini. Otomatis, petani seperti berjudi, karena saat di penghujung panen sudah dibayangi bencana musim kemarau panjang," ujar dia.
Sementara, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) Nahdatul Ulama, Maulana Sidik menyampaikan, jika kelangkaan solar ini tidak segera diantisipasi, akan membunuh petani dan mengancam ketahanan pangan di wilayahnya.
"Untuk itu, kami meminta kepolisian segera bertindak untuk mengusut siapa penimbun BBM solar di wilayah Ciamis dan sekitarnya. Kasus kelangkaan ini sudah berulang-ulang dan terjadi setiap BBM akan dinaikan pemerintah," terang Sidik.
Selain itu, saat solar ada petani juga mengeluhkan karena mereka selalu ditanya surat saat melakukan pembelian solar ke SPBU. "Yang punya surat resmi termasuk dari kepolisian yaitu pedagang eceran. Sementara petani kelabakan karena petani tidak diberi kewenangan memegang surat tersebut," pungkas Sidik.
Padahal, saat ini para petani sedang mengejar target masa tanam agar saat panen tidak dilanda musim kemarau. "Karena solarnya langka, otomatis traktor kami tidak bisa beroperasi. Akibatnya, masa tanam padi di wilayah kami mengalami keterlambatan lagi," ujar Yayat Ruhyat, petani Lingkungan Dewasari, Ciamis, Kamis (18/4/2013).
Dia menyesal lantaran tidak menyediakan stok solar dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, dua hari lalu, solar masih bisa dibeli di wilayah Cijuengjing baik di pangkalan eceran maupun di SPBU. "Hari ini saya mencari ke Cijuengjing dan ke Ciamis Kota semuanya tidak ada yang melayani pembelian solar. Mereka bilang, sedang kosong," tuturnya.
Ketua Kelompok Tani Balebat III Dewasari, Ujang Saepudin membenarkan, akibat kelangkaan solar proses pembajakan sawah garapan sekitar 10 hektare (ha) di bawah binaan kelompok tani Balebat di Dewasari, Cijeungjing, Ciamis terhenti total. "Dari total luas area 10 hektare, baru 2.800 meter persegi saja yang sudah di bajak traktor. Sisanya, masih dibiarkan kosong karena tidak ada traktor yang beroperasi karena tidak ada solar," jelas Ujang.
Kondisi serupa juga dilami puluhan petani di wilayah Ar-Risalah, Cijantung Ciamis. Ujang menuturkan, semua petani mengeluhkan tidak bisa membajak sawah mereka karena tidak ada solar untuk menghidupkan traktor.
"Padahal, jika musim tanam tidak selesai pada bulan ini. Otomatis, petani seperti berjudi, karena saat di penghujung panen sudah dibayangi bencana musim kemarau panjang," ujar dia.
Sementara, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) Nahdatul Ulama, Maulana Sidik menyampaikan, jika kelangkaan solar ini tidak segera diantisipasi, akan membunuh petani dan mengancam ketahanan pangan di wilayahnya.
"Untuk itu, kami meminta kepolisian segera bertindak untuk mengusut siapa penimbun BBM solar di wilayah Ciamis dan sekitarnya. Kasus kelangkaan ini sudah berulang-ulang dan terjadi setiap BBM akan dinaikan pemerintah," terang Sidik.
Selain itu, saat solar ada petani juga mengeluhkan karena mereka selalu ditanya surat saat melakukan pembelian solar ke SPBU. "Yang punya surat resmi termasuk dari kepolisian yaitu pedagang eceran. Sementara petani kelabakan karena petani tidak diberi kewenangan memegang surat tersebut," pungkas Sidik.
(izz)