Wamenkeu: Pengurangan subsidi atasi defisit anggaran
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anny Ratnawati mengatakan, pengurangan subsidi BBM adalah bagi yang mampu untuk dialihkan bagi warga kurang mampu.
"Pada prinsipnya Kemenkeu akan mendukung program yang sudah ditetapkan pemerintah," katanya kepada Sindonews di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (19/4/2013).
Anny mengatakan, hal ini penting untuk menjaga defisit anggaran pada level yang aman untuk mewujudkan kesehatan fiskal pada 2013 dan 2014.
"Kita perlu fiskal space di 2014 untuk mendorong ekonomi tetap tumbuh. Kita tahu sendiri hari-hari ini juga sudah disampaikan oleh lembaga internasional, IMF yang menyatakan ada koreksi ke bawah dari pertumbuhan ekonomi. Tentunya ini juga punya impact pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelasnya.
Menurutnya, Indonesia tidak boleh kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi. Karena selama ini ekonomi Indonesia selalu tumbuh paling kecil 6 persen. Sehingga langkah pengurangan subsidi BBM menjadi langkah paling tepat untuk mempertahankan hal ini.
"Kita tidak boleh kehilangan momentum karena momentum pertumbuhan ekonomi kita selalu di atas 6 persen dan kita perlu dorong ini untuk memperluas kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan. Jadi pada prinsipnya itu dan kita berharap itu (pengurangan subsidi BBM) bisa membantu mengatasi defisit anggaran," pungkasnya.
"Pada prinsipnya Kemenkeu akan mendukung program yang sudah ditetapkan pemerintah," katanya kepada Sindonews di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (19/4/2013).
Anny mengatakan, hal ini penting untuk menjaga defisit anggaran pada level yang aman untuk mewujudkan kesehatan fiskal pada 2013 dan 2014.
"Kita perlu fiskal space di 2014 untuk mendorong ekonomi tetap tumbuh. Kita tahu sendiri hari-hari ini juga sudah disampaikan oleh lembaga internasional, IMF yang menyatakan ada koreksi ke bawah dari pertumbuhan ekonomi. Tentunya ini juga punya impact pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelasnya.
Menurutnya, Indonesia tidak boleh kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi. Karena selama ini ekonomi Indonesia selalu tumbuh paling kecil 6 persen. Sehingga langkah pengurangan subsidi BBM menjadi langkah paling tepat untuk mempertahankan hal ini.
"Kita tidak boleh kehilangan momentum karena momentum pertumbuhan ekonomi kita selalu di atas 6 persen dan kita perlu dorong ini untuk memperluas kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan. Jadi pada prinsipnya itu dan kita berharap itu (pengurangan subsidi BBM) bisa membantu mengatasi defisit anggaran," pungkasnya.
(izz)