Minyak di Asia naik tipis jelang laporan energi AS
A
A
A
Sindonews.com - Setelah kemarin sempat anjlok akibat data manufaktur China melemah, harga minyak di perdagangan Asia hari ini naik tipis. Analis mengatakan, hal tersebut sebagai sikap hati-hati pasar yang berharap kenaikan permintaan energi di Amerika Serikat (AS).
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, bertambah 21 sen menjadi USD89,39 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni naik 17 sen menjadi USD100,48, pada perdagangan tadi pagi.
"Ada prospek pertumbuhan permintaan mendasari data stok AS nanti. Ini memicu sentimen positif dan menyeimbangkan data ekonomi umumnya yang lebih lembut," kata Jason Hughes, kepala perdagangan penjualan CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari Global Post, Rabu (24/4/2013).
Departemen Energi AS (DoE), Rabu (24/4/2013) waktu setempat, akan menerbitkan laporan cadangan minyak mentah untuk pekan yang berakhir 19 April. Perubahan stok persediaan AS diawasi ketat dealer karena menunjukkan tingkat permintaan konsumen minyak mentah dunia.
"Kami terpecah antara data ekonomi global dan prospek menarik persediaan di Amerika Serikat," kata Jonathan Barratt, kepala eksekutif kantor Barratt's Bulletin, Sydney.
"Minggu ini data DoE akan dipantau cermat karena akan memberikan bukti pada tren rata-rata permintaan. Pasar mungkin mengkuadratkan di depan," tambahnya.
Harga minyak kemarin sempat tergelincir, setelah raksasa perbankan HSBC menunjukkan data manufaktur China melemah pada awal April, karena permintaan luar negeri kurang bergairah.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, bertambah 21 sen menjadi USD89,39 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni naik 17 sen menjadi USD100,48, pada perdagangan tadi pagi.
"Ada prospek pertumbuhan permintaan mendasari data stok AS nanti. Ini memicu sentimen positif dan menyeimbangkan data ekonomi umumnya yang lebih lembut," kata Jason Hughes, kepala perdagangan penjualan CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari Global Post, Rabu (24/4/2013).
Departemen Energi AS (DoE), Rabu (24/4/2013) waktu setempat, akan menerbitkan laporan cadangan minyak mentah untuk pekan yang berakhir 19 April. Perubahan stok persediaan AS diawasi ketat dealer karena menunjukkan tingkat permintaan konsumen minyak mentah dunia.
"Kami terpecah antara data ekonomi global dan prospek menarik persediaan di Amerika Serikat," kata Jonathan Barratt, kepala eksekutif kantor Barratt's Bulletin, Sydney.
"Minggu ini data DoE akan dipantau cermat karena akan memberikan bukti pada tren rata-rata permintaan. Pasar mungkin mengkuadratkan di depan," tambahnya.
Harga minyak kemarin sempat tergelincir, setelah raksasa perbankan HSBC menunjukkan data manufaktur China melemah pada awal April, karena permintaan luar negeri kurang bergairah.
(dmd)