Hiswana Migas pasrah penerapan dual price BBM
Sabtu, 27 April 2013 - 16:12 WIB
Hiswana Migas pasrah penerapan dual price BBM
A
A
A
Sindonews.com - Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) menyatakan ketidaksiapannya atas rencana penerapan dual price bahan bakar minyak (BBM). Namun, pihaknya mengaku pasrah jika kebijakan ini diterapkan.
"Kita sudah sepakat tidak siap. Bahkan beberapa daerah ada yang bersuara lebih keras menolak rencana dual price ini. Tapi kalau memang pemerintah memutuskan, ya kami ikuti saja," kata Wakil Sekretaris DPD III Hiswana Migas, Syarief Hidayat saat menghadiri Polemik Sindo Radio dengan topik BBM Harga Ganda di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (27/4/2013).
Sebelumnya diberitakan, Hiswana Migas mengaku rencana dual price ini sangat sulit untuk dijalankan SPBU. Bahkan, Hiswana Migas sudah sepakat menyatakan tidak siap menjalankan kebijakan tersebut.
"Kita sudah sepakat tidak siap. Bahkan beberapa daerah ada yang bersuara lebih keras, menolak rencana dual price ini," ujarnya.
Ketidaksiapan Hiswana Migas, kata dia, terutama dalam hal pengamanan. "Apakah itu (pengamanan) dibebankan kepada SPBU? Kita enggak akan mampu. Apakah polisi akan menjaga terus setiap hari? Kan enggak mungkin," terangnya.
Lebih lanjut, dia menceritakan di beberapa SPBU di daerah yang petugasnya dipaksa untuk mengisikan BBM bersubsidi. Padahal, kendaraan tersebut seharusnya menggunakan BBM non subsidi. "Ada petugas SPBU yang ditodong senjata oleh oknum, kalau sudah begitu, mau bagaimanan?" tutur Syarief.
"Kita sudah sepakat tidak siap. Bahkan beberapa daerah ada yang bersuara lebih keras menolak rencana dual price ini. Tapi kalau memang pemerintah memutuskan, ya kami ikuti saja," kata Wakil Sekretaris DPD III Hiswana Migas, Syarief Hidayat saat menghadiri Polemik Sindo Radio dengan topik BBM Harga Ganda di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (27/4/2013).
Sebelumnya diberitakan, Hiswana Migas mengaku rencana dual price ini sangat sulit untuk dijalankan SPBU. Bahkan, Hiswana Migas sudah sepakat menyatakan tidak siap menjalankan kebijakan tersebut.
"Kita sudah sepakat tidak siap. Bahkan beberapa daerah ada yang bersuara lebih keras, menolak rencana dual price ini," ujarnya.
Ketidaksiapan Hiswana Migas, kata dia, terutama dalam hal pengamanan. "Apakah itu (pengamanan) dibebankan kepada SPBU? Kita enggak akan mampu. Apakah polisi akan menjaga terus setiap hari? Kan enggak mungkin," terangnya.
Lebih lanjut, dia menceritakan di beberapa SPBU di daerah yang petugasnya dipaksa untuk mengisikan BBM bersubsidi. Padahal, kendaraan tersebut seharusnya menggunakan BBM non subsidi. "Ada petugas SPBU yang ditodong senjata oleh oknum, kalau sudah begitu, mau bagaimanan?" tutur Syarief.
(izz)
