Proyek mobil Esemka terkendala tempat perakitan
A
A
A
Sindonews.com - Wali Kota Solo, Jawa Tengah, FX Hadi Rudyatmo mengaku tidak mau mengintervensi lebih jauh perihal manajemen PT Solo Manufaktur Kreasi selaku produsen mobil Esemka.
Seperti diketahui, perkembangan perusahaan itu tidak kunjung membaik, akibatnya sejumlah pesanan mobil dibatalkan. "Mobil Esemka itu milik PT Solo Manufaktur Kreasi, bukan di bawah struktur pemerintah kota. Kebijakan di dalam perusahaan itu bukan menjadi kewenangan Pemkot," katanya, Rabu (29/5/2013).
Pasalnya, hingga kini puluhan pesanan mobil Esemka dibatalkan karena perusahaan itu belum juga merealisasikan produknya. Cikal bakal mobil nasional ini masih berkutat pada penyiapan tempat perakitan dan menata suplai komponen.
Rudy mengingatkan, dirinya sudah berusaha mendampingi PT Solo Manufaktur Kreasi di awal perkembangannya. Termasuk membawa mobil tersebut hingga lolos uji kelayakan. Hasilnya pun sudah dikantongi PT Solo Manufaktur Kreasi berupa sertifikat lolos uji, khusus tipe SUV Rajawali dan mini truk Bima.
"Tugas Pemkot sudah selesai, dan menyerahkan hasil ke perusahaan itu," katanya.
Terkait banyaknya pembatalan pesanan mobil, Rudy menyikapinya sebagai bentuk kegagalan dalam menyematkan rasa nasionalisme oleh pemesannya di dalam negeri.
Menurutnya, Esemka masih butuh dukungan untuk menguatkannya dari terpaan isu miring. Satu diantaranya kabar mangkraknya mobil Esemka di Teaching Factory Solo Technopark (STP), tempat sementaranya saat ini.
"Soal beli atau tidak, kita tidak bisa memaksa. Namun kalau saya lebih mencintai produk anak bangsa sendiri. Sedangkan yang ada di STP itu prototipe yang dulunya dipakai uji emisi," terangnya.
Meski demikian, pihaknya tetap mendorong penguatan manajemen perusahaan melalui penjajakan ke pemerintah pusat. Kebijakan nasional terhadap mobil karya anak bangsa ini sangat diperlukan.
Seperti diketahui, perkembangan perusahaan itu tidak kunjung membaik, akibatnya sejumlah pesanan mobil dibatalkan. "Mobil Esemka itu milik PT Solo Manufaktur Kreasi, bukan di bawah struktur pemerintah kota. Kebijakan di dalam perusahaan itu bukan menjadi kewenangan Pemkot," katanya, Rabu (29/5/2013).
Pasalnya, hingga kini puluhan pesanan mobil Esemka dibatalkan karena perusahaan itu belum juga merealisasikan produknya. Cikal bakal mobil nasional ini masih berkutat pada penyiapan tempat perakitan dan menata suplai komponen.
Rudy mengingatkan, dirinya sudah berusaha mendampingi PT Solo Manufaktur Kreasi di awal perkembangannya. Termasuk membawa mobil tersebut hingga lolos uji kelayakan. Hasilnya pun sudah dikantongi PT Solo Manufaktur Kreasi berupa sertifikat lolos uji, khusus tipe SUV Rajawali dan mini truk Bima.
"Tugas Pemkot sudah selesai, dan menyerahkan hasil ke perusahaan itu," katanya.
Terkait banyaknya pembatalan pesanan mobil, Rudy menyikapinya sebagai bentuk kegagalan dalam menyematkan rasa nasionalisme oleh pemesannya di dalam negeri.
Menurutnya, Esemka masih butuh dukungan untuk menguatkannya dari terpaan isu miring. Satu diantaranya kabar mangkraknya mobil Esemka di Teaching Factory Solo Technopark (STP), tempat sementaranya saat ini.
"Soal beli atau tidak, kita tidak bisa memaksa. Namun kalau saya lebih mencintai produk anak bangsa sendiri. Sedangkan yang ada di STP itu prototipe yang dulunya dipakai uji emisi," terangnya.
Meski demikian, pihaknya tetap mendorong penguatan manajemen perusahaan melalui penjajakan ke pemerintah pusat. Kebijakan nasional terhadap mobil karya anak bangsa ini sangat diperlukan.
(izz)