IHSG fluktuasi, investor disarankan trading jangka pendek
IHSG fluktuasi, investor disarankan trading jangka pendek
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diprediksi akan bergerak fluktuasi (volatile) dengan kecenderungan menguat terbatas.
"Hari ini kami proyeksikan IHSG masih akan bergerak volatile dengan kecenderungan menguat terbatas," kata Analis Riset PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono di Jakarta, Kamis (30/5/2013).
Untuk kondisi saat ini, dia menyarankan, sebaiknya pemodal melakukan trading jangka pendek pada saham yang memiliki likuiditas tinggi. Adapun, kisaran IHSG pada hari keempat pekan ini diprediksi akan bergerak di level support-resistance 5.170-5.230.
Sementara pada perdagangan kemarin, IHSG bergerak sangat volatile sebelum akhirnya ditutup menguat.
"Pergerakan IHSG kemarin dipengaruhi oleh sentimen positif dari bursa global, yang dipengaruhi data consumer confidence Amerika Serikat, yang naik ke level tertinggi semenjak 2008," ujarnya.
Selain itu, juga dipengaruhi harga rumah yang naik tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Di sisi lain, pergerakan indeks masih dibayangi oleh ancaman depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD).
"Hari ini kami proyeksikan IHSG masih akan bergerak volatile dengan kecenderungan menguat terbatas," kata Analis Riset PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono di Jakarta, Kamis (30/5/2013).
Untuk kondisi saat ini, dia menyarankan, sebaiknya pemodal melakukan trading jangka pendek pada saham yang memiliki likuiditas tinggi. Adapun, kisaran IHSG pada hari keempat pekan ini diprediksi akan bergerak di level support-resistance 5.170-5.230.
Sementara pada perdagangan kemarin, IHSG bergerak sangat volatile sebelum akhirnya ditutup menguat.
"Pergerakan IHSG kemarin dipengaruhi oleh sentimen positif dari bursa global, yang dipengaruhi data consumer confidence Amerika Serikat, yang naik ke level tertinggi semenjak 2008," ujarnya.
Selain itu, juga dipengaruhi harga rumah yang naik tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Di sisi lain, pergerakan indeks masih dibayangi oleh ancaman depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD).
(rna)
Explore More